blank
Sejumlah rumah warga di RW 3 Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal terendam rob. Foto : SuaraBaru.id/Hoed

TEGAL – Rob melanda sejumlah wilayah pinggiran pantai di Kota Tegal, Rabu (24/4). Antara lain, Kelurahan Muarareja dan Tegalsari di Kecamatan Tegal Barat, serta Kelurahan Mintaragen dan Panggung di Kecamatan Tegal Timur. Selain menggenangi sejumlah ruas jalan, rob juga merendam sejumlah rumah warga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Andri Yudi Setiawan mengatakan, air laut mulai menggenangi rumah warga pada pukul 01.00 dini dan menggenangi tiga jalan yang berada pada RT 1 RW 11 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur dan surut pada pukul 07.00. Namun, pada pukul 16.00 air laut kembali naik dengan ketinggian genangan air antara 30-40 sentimeter.

Menurut dia, kejadian rob juga merendam sejumlah rumah warga di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, seperti rumah Jumadun dan Suhadi di RT 03 RW 03 dengan ketinggian air mencapai 15 sentimeter serta areal tambak. Terkait persoalan tersebut pihaknya telah melakukan assesment dan mengimbau warga untuk dapat melakukan evakuasi mandiri. Hal itu perlu dilakukan apabila ada air laut pasang kembali. “Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, rob sangat mengganggu aktifitas warga,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan prakiraan dari Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat pusat tekanan rendah 1005 hPa di Samudera Hindia barat Lampung. Pola di wilayah utara Indonesia umumnya dari Timur lau – Tenggara dengan kecematan 3-25 knot. Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 3 – 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa dan NTT, Laut Sawu bagian selatan dan Kepulauan Sangihe -Talaud. Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Menurut Prakirawan BMKG, Ganis Erutjahjo, tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Selatan Kalimantan dan Laut Jawa. Oleh karena itu, harap diperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Yakni, perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry serta kapal kargo dan kapal pesiar. “Masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di pesisir sekitar area tersebut berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar tetap selalu waspada,” katanya.(SuaraBaru.id/Hoed)