blank
salah satu form C1 yang diduga terjadi penggelembungan suara. suarabaru.id/

KUDUS – Sejumlah form C1 untuk pemilu legislative DPRD di dari beberapa TPS di Kabupaten Kudus diketahui ada yang salah hitung dan cenderung menguntungkan parpol tertentu. Namun, demikian KPU Kudus masih membantah kejadian tersebut merupakan upaya kecurangan untuk penggelembungan suara.

Sejumlah temuan foto form C1 yang ditengarai merupakan upaya penggelembungan suara diantaranya ditemukan di Desa Cranggang, Kecamatan Dawe. Pada TPS 9, terjadi kesalahan penghitungan perolehan suara caleg dan partai untuk PDIP. Dimana suara partai dan caleg semestinya hanya berjumlah 14, tapi pada kolom jumlah dituliskan 34 suara.

Kesalahan hitung dengan menambah suara juga terjadi di TPS lain. Pada form C1 yang beredar di grup-grup WA juga ditemukan ada penambahan suara untuk PDIP dari yang semestinya 20 suara menjadi 40 suara.

blank
Form C1 lain yang diduga terjadi penggelembungan suara. foto: dok/Suarabaru.id/

Selain adanya salah hitung, informasi yang beredar ada pula form C1 yang mengalami kesalahan dalam penulisan. Bahkan, di TPS Karangbener, ada perolehan suara di TPS yang harus dihitung ulang.

Komisioner KPU Kudus, Ahmad Cholil saat dikonfirmasi menegaskan tidak ada sama sekali upaya kecurangan dalam proses pemilu yang digelar. Menurutnya, adanya temuan kesalahan hitung dalam form C1 tersebut langsung ditindaklanjuti dengan perbaikan saat rekap di Kecamatan.

”Begitu ada temuan, langsung dilakukan perbaikan saat rekap di kecamatan,” tandas Cholil, Senin (22/4).

Cholil menambahkan, selain melakukan perbaikan jumlah, KPPS di tempat yang bersangkutan juga diklarifikasi dengan dihadirkan saat rekap di kecamatan. “Jadi, langsung diklarifikasi pula KPPS yang bersangkutan,” tandasnya.

Terkait dengan adanya proses hitung ulang TPS di Karangbener, Cholil juga mengakuinya. Hal tersebut dilakukan karena adanya salah pemahaman petugas KPPS yang bertugas. “Jadi, petugas pencatat keliru memahami perolehan suara. Semisal ada satu partai yang dicoblos dua baik gambar partai dan caleg, ternyata juga ditulis dua suara,” tandasnya.

Menurut Cholil, masyarakat semestinya juga perlu memaklumi jika kemungkinan salah hitung bisa terjadi dengan beratnya tugas KPPS. Dengan beban kerja yang cukup besar, kelelahan banyak mendera para petugas KPPS di lapangan sehingga bisa memunculkan kekurangtelitian.

Suarabaru.id/