blank
Puncak perayaan Paskah tahun 2019 Salatiga dengan Masjid Raya Darul Amal yang berada dalam satu kompleks yakni Alun-alun, Kota Salatiga, Minggu (21/4) petang. Foto : Ernawaty

SALATIGA – Kegiatan keagamaan Paskah yang diisi dengan nyanyian puji-pujian terhadap Tuhan Yesus Kristus itu, terhenti sesaat hanya untuk menghormati azan magrib yang berkumandang dari Masjid Raya Darul Amal.

Pemandangan sejuk ini tergambar saat puncak perayaan Paskah tahun 2019 di Lapangan Pancasila, Salatiga, Minggu (21/4).

Momen patut menjadi contoh daerah lain dalam membangun toleransi antar umat beragama tersebut, membuat kagum tidak hanya pihak keamanan tapi juga warga yang melintas. Ya, pelaksanan Puncak perayaan Paskah tahun 2019 bersama Pemkot Salatiga tersebut berhadap-hadapan dengan Masjid Raya Darul Amal dan dalam satu wilayah kawasan Alun-alun, Pancasila, Salatiga.

“Usai azan magrib berakhir, panitia pun melanjutkan nyanyian pujian-pujian. Namun, tak lebih dari setengah jam kegiatan Puncak Perayaan Paskah Salatiga pun berakhir,” ungkap Asnimar (55), seorang warga Semarang uang kebetulan melintas di Alun-alun, Kota Salatiga.

Sontak, momen tak lebih dari 15 menit ini mengundang decak kagum tak hanya Asnimar tapi juga warga sekitar yang menyaksikan. “Luar biasa, toleransi yang terbangun di Kota Salatiga ini tercermin dari dua momen keagamaan yang saling berhadap-hadapan diwaktu yang bersamaan,” ujar Agus Setiawan, seorang warga Salatiga.

Agus mengaku sempat tertegun menyampaikan langsung panitia Puncak Perayaan Paskah 2019 di Lapangan Pancasila, Salatiga dihentikan sementara ketika azhan magrib berkumandang, Minggu (21/4).

Momen tersebut, diakui Agus, setidaknya menjadi wujud nyata dan bukan hanya slogan semata capaian prestasi yang di raih Kota Salatiga sebagai Kota Tertoleran ke-2 di Indonesia.

Wali Kota Salatiga yang diwakili Asisten Sekda Kota Salatiga Drs Y Tri Priyo Nugroho menilai, terlaksananya Pemilu tahun 2019 telah dengan aman berkat dukungan berbagai pihak. “Kota Salatiga sebagai kota tertoleran adalah predikat yang dicapai berkat kerja sama berbagai pihak dalam menjaga kerukunan,” tutur Drs Y Tri Priyo Nugroho.

Prestasi seperti penghargaan Adipura, Kota Cerdas dan Pembagunan Manusia Tertinggi di Jateng merupakan tugas dan tanggungjawab yang harus dikerjakan bersama.  “Mari kita tingkatkan peran kita untuk mewujudkan Salatiga sebagai Kota toleran dengan kedamaian yang dapat disalurkan kepada orang disekitar kita. Damai dihati damai dibumi Tuhan memberkati kita semua,” ajaknya.

Sementara itu, Ketua BKGS Salatiga Drs. Purwanto MPd dalam kesempatan itu berharap apa yang sudah dikerjakan Umat Kristen dapat menjadi berkat dalam paskah kali ini.

Mengusung tema Paskah Damai Sejahtera Kristus Bukan Slogan Semata/Yohanes 14:27, kegiatan ini dihadiri ratusan jemaat dari berbagai wilayah di empat Kecamatan Salatiga dan sekitarnya.

“Tema ini menjadi lebih terasa pasca Pemilu tahun 2019, apabila perbedaan tidak dikelola dengan baik maka tidak akan menjadikan Kota Salatiga menjafi lebih baik,” ujar Ketua BKGS Salatiga Drs. Purwanto MPd.

Ia mengajak semua jemaat, untuk menghilangkan saling mencemooh saling membenci.

“Berharap kegiatan sudah dirancang ini bisa memberikan nilai yang baik,” ujarnya.

Suarabaru.id/Erna