blank
Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh disertai putra semata wayang , Muhammad Zinedine Alam Ganjar memberikan hak suaranya

SEMARANG – Putra semata wayang Gubernur Jawa Tengah, Muhammad Zinedine Alam Ganjar berhak menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara pada Pemilu tahun 2019 ini. Putra Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh itu telah berhak untuk menggunakan hak pilihnya karena usianya sudah mencapai 17 tahun.

Didampingi ayah dan ibunya, Alam melakukan pencoblosan di TPS 01 Kelurahan Gajahmungkur. Mengenakan kemeja putih dan celana denim biru, Alam beserta keluarga bersama komunitas Goweser Semarang bersepeda menuju TPS.

“Ya ini pengalaman pertama saya nyoblos di Pemilu. Kesannya ya gimana ya, seperti mau berangkat sekolah di hari pertama, ada rasa canggung. Tapi setelah tiba di lokasi, rasanya asyik dan menyenangkan,” ucap aiswa SMAN 3 Kota Semarang ini.

Alam mengatakan, sebagai warga negara yang baik, ia menunaikan kewajibannya untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Baginya, Golput itu bukan pilihan, sehingga ia berusaha untuk berpartisipasi dalam menentukan nasib bangsa, lima tahun ke depan.

“Saya juga berpesan kepada teman-teman generasi milenial untuk melek politik. Golput itu tidak baik, banyak orang yang berusaha mempengaruhi anak muda untuk Golput, padahal itu justru solusi yang salah karena hak suara kita bisa diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” ucapnya.

Keterlibatan anak muda dalam demokrasi, lanjut Alam, sangat penting. Apalagi, dengan bonus demografi saat ini, maka anak muda yang akan menentukan nasib bangsa.

“Mau jadi apa bangsa ini kalau anak mudanya tidak peduli politik? Untuk itu saya mengajak teman-teman untuk menyukseskan demokrasi. Literasi politik itu penting, bagaimana anak muda paham politik dan kemudian berpartisipasi di dalamnya,” tuturnya.

Disinggung apakah ia diarahkan untuk menentukan hak politiknya, Alam membantah. Menurutnya, yang namanya demokrasi adalah kebebasan menentukan pilihan masing-masing.

“Tentu saya datang dengan pilihan sendiri, tidak ada arahan dari orang tua. Perbedaan pilihan itu ndak masalah, tapi saya tidak mengatakan keluarga saya berbeda ya, itu ndak masalah. Justru ini menandakan Indonesia punya politik yang sehat, ada keseimbangan di dalamnya sehingga demokrasi benar-benar berfungsi,” tutupnya.

Saat proses pencoblosan, Alam terlihat santai. Meski membutuhkan waktu agak lama dibanding ayah dan ibunya, Alam tetap terlihat tenang.

Ganjar Pranowo sendiri tidak bisa menutupi kebahagiaannya bisa mengantarkan putra semata wayangnya untuk mencoblos di TPS.

“Ada yang berbeda pada Pemilu tahun ini, di mana anak saya Alam sudah bisa nyoblos sekarang. Ini saya antar ke TPS untuk bersama-sama menunaikan kewajiban sebagai warga negara yang baik,” kata dia.

suarabaru.id/tim