blank
Wakil Ketum MUI Jateng Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA dan Ketua DPP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA sebelum dialog

SEMARANG– Menjelang pemungutan suara pada Pemilu 17 April 2019, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dan Dewan Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) menyerukan kepada masyarakat, pemilik hak pilih untuk mendatangi TPS sekaligus menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. Masyarakat diimbau untuk tidak golput pada pemilu yang diyakini sebagai momentum strategis dalam memilih pemimpin.

Seruan tersebut disampaikan Wakil Ketum MUI Jateng Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA dan Ketua DPP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, pada dialog interaktif program “Ulama Menyapa”, yang dipandu Myra Azzahra dan Sania, live, di TVKU, Senin

(15/4/2019). Kedua tokoh tersebut menegaskan, pemilih pemimpin dalam konteks Islam sebagai kewajiban.

Prof Rofiq MA menegaskan, sosok pemimpin dalam Islam memiliki nilai yang tinggi, karena di dalam bermasyarakat dan bernegara dibutuhkan sosok pemimpin. Tujuannya, agar masyarakat dan negara dapat ditata secara baik, kemudian ditegakkannya hukum secara adil untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Bila masyarakat tanpa pemimpin, maka yang akan terjadi hukum rimba hingga timbulnya kekacauan dan anarkhis.

Masa kampanye selama 6,5 bulan, lanjutnya, merupakan rentan waktu yang sangat cukup bagi pemilih untuk menentukan pilihan terbaiknya berdasarkan hati nurani yang jernih.

Sementara Prof Noor Achmad menegaskan, bila dalam pilpres di pemilu 2019 ini, hanya ada dua pasangan calon, yakni Jokowi-Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo Subiyanto-Sandiaga Unu, maka itulah pasangan terbaik untuk Indonesia saat ini dari hasil ikhtiar bersama. “Pilihlah salah satu yang sesuai dengan hati nurani, sebagai pilihan terbaik yang akan memimpin Indonesia,” tegasnya.

Terpenting, tambah Prof Noor Achmad yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat, terhadap dua pilihan paslon tersebut jangan kemudian ada yang berdalih keduanya belum ada yang sesuai dengan pilihan, kemudian dijadikan alasan tidak menggunakan hak pilih. “Itu ijtihat politik yang tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.

Ditanya sejauhmana tingkat partisipasi pemilih warga Jateng pada Pilpres 17 April 2019, Prof Noor meyakinkan, untuk Jawa Tengah diyakini partisipasi pemilihnya akan tinggi. KPU yang menarget tingkat partisipasi pemilih akan mencapai 80 persen, diyakini akan tercapai.

Sementara Prof Ahmad Rofiq menegaskan, pemilu sebagai proses demokrasi yang harus dijunjung tinggi. Implementasinya bila di Indonesia melalui pemilihan pemimpin dan wakil rakyat langsung. Hanya, pemilihan langsung tersebut bukan satu-satunya dalam berdemokrasi. Bisa juga melalui musyawarah sebagaimana yang dilakukan pada masa sahabat-sahabat nabi.

Bahkan, Nabi Ibrahim yang diperintah Allah untuk menyembih anaknya, Ismail, itupun ketika harus menjalankan perintah tersebut melalui proses musyawarah, meminta pertimbangan Ismail. Artinya, Nabi Ibrahim menerapkan acara-acara berdemokrasi yang baik.

suarabaru.id/sl