blank
Wagub Jateng Taj Yasin bersama para guru ngaji di Kabupaten Grobogan

GROBOGAN – Sumiyati adalah salah seorang dari 9.762 orang guru ngaji di Kabupaten Grobogan yang mendapat insentif dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah  tahun ini. Rona bahagia terpancar dari wajah Suyatmi.

Warga Kecamatan Purwodadi yang telah mengabdikan diri sebagai guru TPQ NU Nglejok sejak tahun 1988 silam itu baru saja menerima bantuan insentif guru keagamaan atau guru ngaji dari Pemprov Jateng yang diserahkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlotut Tholibin, Ngrebo, Kedungrejo, Kabupaten Grobogan, Sabtu (13/4).

“Saya senang sekali teman-teman guru ustaz/ustazah mendapat bantuan semua. Mudah-mudahan ke depan terus mendapat bantuan insentif itu dan barokah untuk kita semua,” ujarnya dalam Silaturahmi Wakil Gubernur Jawa Tengah dengan Ustaz/Ustazah Kabupaten Grobogan Tahun 2019.

blank
Taj Yasin menyerahkan insentif ke Sumiyati

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Nur Abadi menjelaskan, jika pada tahun 2019 tercatat sebanyak 171.131 guru ngaji di Jateng mendapatkan insentif, maka pada tahun 2020 jumlahnya bertambah menjadi 200.000 orang yang akan menerima bantuan itu.

Khusus di Kabupaten Grobogan, penambahan jumlah penerima juga ada. “Untuk Kabupaten Grobogan, yang semula hanya 9.762 orang guru keagamaan melonjak menjadi 11.726 ustaz/ustazah,” kata Nur Abadi.

Wagub Taj Yasin menjelaskan, bantuan insentif itu diberikan kepada guru Madrasan Diniyah (Madin), TPQ, dan ustaz/ustazah sebagai wujud apresiasi atas perjuangan mereka dalam mengajarkan ilmu agama dan mendidik karakter anak bangsa.

Anggaran sebesar Rp205,35 miliar dialokasikan oleh Pemprov Jateng untuk memberikan bantuan kepada 171.131 orang guru ngaji se-Jateng pada tahun ini. “Insya Allah per tiga bulan ditransfer wonten rekening panjenengan masing-masing,” jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wagub, menjelaskan, dirinya diberi amanah oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk mengawal pendataan guru ngaji secara valid. Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu berpendapat, keberadaan guru ngaji ibarat benteng bagi generasi muda.

Melalui pendidikan budi pekerti luhur yang diberikan, generasi muda siap menghadapi ancaman radikalisme, terorisme, maraknya ujaran kebencian, berita bohong dan fitnah yang marak terjadi belakangan ini.

“Menika tali asih kagem (Ini tali asih untuk) guru ustaz-ustazah amargi panjenengan sampun ngajaraken kawula lan (karena anda telah mengajarkan kami dan) putra-putri Indonesia bahwa pendidikan karakter niku (itu) sangat penting. Amargi (Sebab) Indonesia sakmenika taksih (saat ini masih) perang. Mboten kaliyan (Bukan dengan) penjajah, nanging kaliyan (tapi dengan) fitnah, hoax, radikalisme, lan (dan) terorisme,” ujarnya.

Mantan anggota DPRD Provinsi Jateng itu menambahkan, selain bantuan insentif untuk guru ngaji, pada kesempatan itu juga diberikan apresiasi kepada para santri yang mampu menghafal Alquran. Ada pula program ekonomi pesantren (ekotren) agar pondok-pondok pesantren dapat mengembangkan jiwa wirausaha santri sekaligus menumbuhkan ekonomi di lingkungan Ponpes.

Suarabaru.id/Tim