blank
Menara air (water torn) di Alun-alun Kota Magelang salah satu bangunan kuna yang dimiliki kota ini (Suarabaru.id/dh)

MAGELANG- Potensi yang dimiliki Kota Magelang berupa puluhan bangunan kuna peninggalan Belanda dan berbagai museum akan ‘dijual’ kepada wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

‘’Saya minta kepada Bappeda dan instansi terkait lainnya untuk merusmukannya. Baik bangunan kuna maupun museum bisa menjadi destinasi unggulan untuk menguatkan daya tarik kunjungan ke Kota Magelang,’’ kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito saat temu pers beberapa hari lalu.

Pada acara itu dia didampingi Wakil Wali Kota Windarti Agustina, Sekda Joko Budiyono, Kepala Bappeda Joko Suparno, Asisten Administrasi Isa Ashari dan Kabag Humas Ahmad Ludin Idris.

Sigit mengemukakan, dirinya sudah meminta Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) untuk mendata museum, selanjutnya dikemas menjadi destinasi wisata. Juga bangunan kuna diharapkan bisa menjadi destinasi wisata.

Bangunan kuna di Kota Magelang antara lain, eks Kantor Bakorwil Kedu-Surakarta, bekas sekolah yang sekarang menjadi Kantor Dispendukcapil Kabupaten Magelang, Kantor Polres Magelang Kota dulu sekolah Mosvia, menara air (water torn) di alun-alun, bangunan Plengkung, RSJ dokter Soerojo, Rumah sakit Tentara dokter Sudjono, Kantor dan Rumah Dinas Rindam IV/Diponegoro, Secaba.

Berikutnya saluran irigasi Tanggul Kali Kota, pendapa RSU Tidar, Gereja GPIB, Masjid Agung Kauman, Gereja Ignatius, Tempat Ibadah Tri Dharma Liong Hok Bio dan komplek tempat tinggal di Kuwarasan yang merupakan komplek perumahan Belanda. Jumlah itu belum termasuk bangunan kuna milik pribadi baik dengan arsitektur Belanda maupun Cina.

Selama ini bangunan-bangunan kuna sering  dikunjungi wisatawan, terutama  wisatawan nusantara. Tidak sedikit wisatawan asing khususnya dari Belanda yang sengaja datang ke Magelang untuk napak tilas saat kecil di tempat ini.

Menyinggu wisata religi di Gunung Tidar, Sigit menerangkan, sekarang makin banyakpengunjung yang melakukan ziarah  setelah pemkot melakukan berbagai pengembangan sarana dan prasarana, penataan kawasan, serta pembinaan sumber daya manusia pelaku wisata.

Dia berharap ke depan baik destinasi wisata heritage maupun museum bisa berkembang seperti halnya wisata religi di Gunung Tidar.

Sedang museum di Kota Magelang antara lain Museum Sudirman, Museum Diponegoro dan Musuem Badan Pemeriksa Keuangan yang berlokasi di eks Kantor Bakorwil II Kedu-Surakarta, Museum Bumi Putera dan Museum Abdul Djalil di Akademi Militer. Ini bisa terus dikembangkan sebagai objek wisata edukasi.

Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina menambahkan, wisata religi di Gunung Tidar yang makin berkembang  berdampak terhadap pengembangan berbagai lokasi sebagai tempat wisata religi budaya di kota ini.

Dia menerangkan, sejumlah tempat pemakaman para tokoh masyarakat dan penyebar agama Islam di kota ini pada masa lampau, kemudian dikembangkan warga setempat menjadi tempat wisata ziarah.

Masyarakat di sejumlah kampung, lanjut Windarti, juga melestarikan tradisi budaya, seperti nyadran, terkait dengan keberadaan pemakaman para leluhur mereka. ‘’Jadi wisata religi di Gunung Tidar yang terus berkembang, membangkitkan potensi wisata budaya yang lain,’’ ungkapnya.

Suarabaru.id/dh.