blank
Aktivitas di Pelabuhan Sluke sepertinya tak pernah tidur, setiap hari ada kegiatan bongkar buat barang.(Djamal AG)

REMBANG – Jika dilihat sepintas, seolah di Pelabuhqan Tanjung Bonang, Sluke, tidak ada masalah, karena di tempat itu roda usaha berjalan dengan baik. Namun siapa nyangka kalau di pelabuhan itu ada benang ruwet yang sulit untuk diurai.

Beberapa bulan lalu, Kejaksaan Tinggi Jateng, juga memanggil sejumlah orang untuk dimintai keterangannya, terkait persoalan yang terjadi di pelabuhan tersebut.

“Benar, saya pernah dipanggil Kejaksaan Tinggi Jateng untuk dimintai keterangan soal pelabuhan Sluke. Seingat saya pemanggilannya tgl 9 Oktober 2018,” kata seorang pengusaha yang enggan disebut namanya.

Selain pengusaha itu, ada beberapa orang lagi yang dimintai keterangan di Semarang. Hal itu merupakan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi dalam upayanya membongkar dugaan kasus korupsi saat pembangunan pelabuhan.

Sebelumnya, sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Rembang juga dipanggil Kejaksaan Tinggi. Mereka diperiksa, karena terkait dengan persoalan pembangunan pelabuhan.

Meski persoalannya tak kunjung selesai, namun aktivitas di pelabuhan itu masih tetap saja ramai. Sejumlah pengusaha terus melakukan aktivitas bongkar muat barang.

Dari pantauan suarabaru.id, aktivitas bongkar muat itu umumnya menyangkut bahan tambang. Hal itu juga dibenarkan oleh para pekerja yang ada di pelabuhan tersebut.

Padahal, Pemkab Rembang masih dalam pengurusan pengajuan perizinan pengelolaan pantai dan pelabuhan itu kepada Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hak pengelolaan laut dan pelabuhan tersebut.

Masalah pengurusan perizinan, menurut sumber di Pemkab Rembang, butuh waktu lama, lebih lagi ada pihak yang ingin menguasai pelabuhan tersebut, sehingga terjadilah polemik yang berkepanjangan.

Namun sejumlah pengusaha seperti tak terganggu dengan keadaan tersebut. Mereka tetap memanfaatkan pelabuhan dengan dermaga jetty yang ada sekarang ini.

Termasuk PT Semen Indonesia, sudah lumayan lama mendatangkan batu bara dari Kalimantan melalui angkutan laut dan dibongkar di Pelabuhan Tanjung Bonang, kemudian dibawa ke Pabrik Semen Rembang.

“Semua sudah kami koordinasikan dengan pihak terkait yang ada di Rembang,” aku karyawan PT Semen Gresik di Rembang yang minta tidak disebutkan identitasnya.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maemoen saat berkunjung ke Rembang menyatakan keprihatinannya melihat persoalan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Bonang, Sluke.

“Saya berharap persoalan pelabuhan ini segera rampung,” katanya saat pulang ke Rembang, kemarin.
Ketika disinggung adanya dugaan kasus korupsi saat pembangunan pelabuhan yang kini ditangani Kejaksaan Tinggi Jateng, Taj Yasin Maemoen mengatakan belum tahu perkembangan kasus itu.

“Setahu saya, hanya persoalan rebutan lahan hasil reklamasi oleh investor yang menanamkam modal di pelabuhan itu,” terangnya.

Karena itu, pemerintah provinsi masih menunggu perkembangan hasil mufakat para investor dan laporan dari Pemkab Rembang, terkait polemik pelabuhan Rembang terminal Sluke tersebut.

”Persoalannya ada di investor yang kini punya usaha di pelabuhan Sluke. Kalau mereka mau mengakhiri sengketa, ya selesaikan secara kekeluargaan,” terangnya.

Seperti diketahui, persoalan yang terjadi di Pelabuhan Sluke adalah menyangkut tarik ulur hak pengelolaan lahan pelabuhan, karena masing-masing merasa telah mereklamasi pantai dengan biaya sendiri. Namun sejauh ini mereka belum mendapatkan sertifikat hak guna bangunan (HGB), seperti yang pernah dijanjikan pemkab waktu itu.(suarabaru.id/Djamal AG)