blank
Pengurus Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu atau Public Safety Center (PSC) 119 Kota Magelang saat memberikan pelatihan penanganan kegawatdaruratan kepada para guru dan karyawan SMPN 13, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG- Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu atau Public Safety Center (PSC) 119 Kota Magelang memberikan pelatihan penanganan kegawatdaruratan kepada para guru dan karyawan SMPN 13 Kota Magelang, beberapa hari lalu (8/4). Pelatihan ini  penting untuk bekal masyarakat dalam hal penanganan kegawatdaruratan yang baik dan benar.

‘’Sekitar 20-30 peserta dari guru dan karyawan SMPN 13 yang ikut pelatihan ini,’’ kata Mimin Triyanti, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Sumber Daya Manusia PSC 119 Kota Magelang.

Dia memaparkan, beberapa materi yang diberikan berupa pengetahuan tentang pertolongan pertama kegawatdaruratan medis. Seperti penanganan seseorang yang menderita serangan jantung dan penanganan korban kecelakaan.

‘’Materinya kami beri teori dan praktik langsung, yakni bantuan dasar hidup (BHD). Bagaimana penanganan 10 menit pertama jika menemukan seseorang terserang sakit jantung dan sebagainya sebelum dibawa ke rumah sakit,’’ tuturnya.

Tidak hanya guru, pelatihan ini juga menyasar masyarakat umum. Beberapa pekan lalu secara rutin tim PSC 119 Kota Magelang memberikan pembekalan kepada anak-anak dan masyarakat di 17 kelurahan di Kota Magelang.

‘’Ke depan secara bertahap, kami juga akan memberikan pelatihan kepada komunitas. Misal komunitas sepeda karena penting ketika mereka gowes juga kadang ada yang mengalami cidera,’’ tuturnya.

PSC 119 Kota Magelang merupakan pusat komunikasi dan tim reaksi cepat pertolongan pertama pada kasus krisis kesehatan akibat beberapa hal. Seperti bencana, kecelakaan kerja, kebakaran dan kecelakaan lalu lintas, medis dan lainnya.

Siti Musyfiyah, salah satu guru SMPN 13 Kota Magelang, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Sebab materi yang diberikan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

‘’Materinya menarik, sangat bermanfaat karena memang dibutuhkan. Biasanya kalau ada kejadian kita suka gugup atau panik. Pengin membantu tapi ternyata ada tekniknya yang benar,’’ ujar Siti.

Pada pelatihan yang baru pertama kali diperoleh itu, peserta mendapat materi teori dan praktek tentang bantuan hidup dasar. Antara lain menangani seseorang yang tersedak ringan maupun berat.

Ke depan pelatihan serupa juga akan diberikan kepada para siswa, terutama siswa yang kerap melakukan aktivitas atau kegiatan belajar di luar kelas.

‘’Kami rasa pelatihan ini juga penting untuk siswa, jadi mereka tahu apa yang harus dihadapi jika mendapati teman atau korban kecelakaan atau kejadian lain saat mereka outbond. Diberi penjelasan juga kalau PSC memiliki tim medis jadi tidak harus ke RS terlebih dahulu,’’ ungkap Siti. (Suarabaru.id/dh)