blank

SEMARANG – Enam gadis belia lincah menari ketika lagu “Prahu Layar” mengalun di Posyandu Mardi Rahayu I Dusun Dukuh Barat, Desa Plumbon, Senin (8/4/2019). Gelak tawa dan riuh tepuk tangan pengunjung Posyandu seketika menggema saat menyaksikan wajah ceria dan tingkah menggemaskan para penari cilik tersebut.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo bahkan tak ragu untuk menari bersama siswi-siswi RA Mashitoh Plumbon. Atikoh bangga, para penari cilik itu telah menorehkan prestasi pada lomba Ajang Kreasi dan Prestasi Anak (AKIRA). Giat berlatih sepulang sekolah, mereka berhasil meraih Juara III Tingkat Kecamatan Suruh. “Jadi anak-anak cerdas, hebat, dan ceria ya,” ujarnya sambil mengelus lembut kepala para gadis cilik.

blank

Hebatnya Gotong Royong

Selain menari bersama, istri orang nomor satu di Jateng itu juga memantau rekam kesehatan balita di Posyandu Mardi Rahayu I dalam rangka Peringatan BBGRM XVI dan HKP PKK ke-47 Provinsi Jateng Tahun 2019. Menurutnya, budaya gotong royong merupakan kunci untuk dapat mengatasi persoalan masyarakat secara lebih mudah.

Atikoh mencontohkan, saat dia mengunjungi Posyandu Mardi Rahayu I. Dia senang karena kader Posyandu telah bersinergi dengan bidan, kepala dusun dan warga untuk mengawal kondisi kesehatan ibu hamil di desa tersebut. Selain itu, kondisi balita setempat juga sehat dan ceria.

“Kalau gotong royong sudah terpelihara, maka persoalan-persoalan masyarakat akan mudah sekali ditangani. Seperti kegiatan posyandu bagaimana kegotongroyongan warga tentang pencatatan ibu hamil. Ada berapa ibu hamil, berapa bulan kehamilannya, bagaimana kondisi kehamilannya,” jelasnya.

Atikoh pun mengapresiasi kader Posyandu yang sigap melakukan jemput bola apabila ada warga yang tidak rutin memeriksa kondisi kesehatan balita, lansia, atau kehamilan mereka.

“Alhamdulillah tidak ada stunting, angka kematian ibu melahirkan (AKI), status gizi buruk, kematian bayi dan balita. Ini tentu kegotongroyongan semua pihak, baik kader posyandu, kepala dusun dan warga. Bu bidan juga luar biasa aktif keliling ke semua posyandu, dedikasi yang luar biasa. Harapannya bisa dipertahankan terus seperti ini,” jelasnya.

Atikoh berpesan agar para ibu yang memiliki anak usia balita rutin ke posyandu untuk memeriksa tumbuh kembang putera-puterinya. Begitu pula, warga berusia senja diharapkan dapat memaksimalkan layanan posyandu lansia untuk memantau kondisi kesehatan mereka.

“Ibu-ibu yang punya balita rajin ke posyandu njih untuk mengukur berat dan tinggi badan anak. Nanti dikasih sosialisasi makanan pendamping ASI yang bagus seperti apa. Posyandu lansia juga penting sekali, kalau fisik sehat insyaAllah semuanya sehat,” pesannya.

Pada acara tersebut, Atikoh juga berdialog dengan salah seorang lansia bernama Junaedi. Pria berusia 68 tahun itu mengaku rutin memeriksakan kondisi kesehatannya di Posyandu lansia. Dirinya bersyukur, aktivitasnya sehari-hari sebagai petani mampu menjaga tubuhnya tetap bugar.

“Kula tetep nderek periksa lansia, mbok menawa wonten sing lara mangkeh saget diparingi obat (Saya tetap ikut periksa lansia, kalau saja ada yang sakit nanti bisa dikasih obat). Olahragane kula menika macul, keringet saget medhal kabeh, bergas waras (Olahraga saya itu mencangkul, keringat bisa keluar semua, sehat wal afiat,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

surabaru.id/tim