blank
Gunbrnur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdialog dengan guru dan pelajar SMKN Semarang

SEMARANG -Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa SMKN Jateng memang berbeda. Di saat sekolah lain belum membuka pendaftaran, SMKN Jateng sudah membuka PPDB secara online.

“Karena sekolah ini ditujukan untuk keluarga tidak mampu, maka checking system-nya kami lakukan secara berlapis. Hal ini dilakukan untuk memverifikasi data pendaftar, sehingga sekolah ini benar-benar untuk siswa dari keluarga tidak mampu,” katanya di Semarang Kamis (4/4)

Menurut Ganjar semua biaya dan kebutuhan siswa dibiayai pemerintah. Tidak hanya biaya sekolah, namun juga seragam, buku dan kebutuhan lain di sekolah tersebut semuanya gratis. “Semua kami gratiskan. Harapannya anak-anak dari keluarga tidak mampu ini kelak dapat merubah nasib diri dan keluarganya,” jelasnya.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMK Negeri Jawa Tengah 2019 telah dibuka. Sekolah berkonsep boarding school gratis milik Pemerintah Provinsi Jateng tersebut tahun ini siap menampung 264 siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dari segi ekonomi.

Keberadaan SMKN Jateng seolah menjadi asa bagi anak-anak kurang beruntung secara ekonomi. Sejak dibuka oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada 2014 lalu, ribuan anak-anak telah menikmati pendidikan dari sekolah yang ada di Kota Semarang, Pati dan Purbalingga itu.

Nabila Asna Nusahira,16, salah satunya. Siswi SMKN Jateng Semarang asal Kabupaten Kebumen ini mengaku tidak menyangka dapat melanjutkan jenjang pendidikan ke SMK, karena ekonomi keluarganya yang pas-pasan. “Bapak saya tukang parkir, untuk kebutuhan sehari-hari saja kekurangan. Saya tidak menyangka dapat melanjutkan sekolah seperti sekarang ini,” kata Nabila, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Nabila menambahkan, dirinya masuk ke SMKN Jateng pada Juli 2018 lalu. Meski awalnya pesimistis karena harus bersaing dengan ribuan peserta lainnya, Nabila tetap semangat untuk mewujudkan cita-citanya itu.

“Saya hanya satu dari ribuan teman-teman yang ingin masuk ke sekolah ini. Namun berkat izin Allah, saya bisa lulus dan bisa melanjutkan pendidikan di sini,” tambah siswi yang mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif ini.

Nabila mengatkan sangat bersyukur bisa melanjutkan sekolah di SMKN Jateng itu. Selain dapat melanjutkan pendidikan, Nabila juga tidak merepoti orang tuanya, karena semua kebutuhan untuk sekolah gratis. “Saya sangat bersyukur dan berharap dapat membantu meringankan beban orang tua saya. Saya akan terus belajar demi menggapai cita-cita saya menjadi orang sukses,” tukasnya.

Kepala SMKN Jateng Semarang Yudi Wibowo menambahkan, calon peserta didik di SMKN Jateng harus memenuhi kriteria berasal dari keluarga tidak mampu. Hal itu dibuktikan dengan Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/ Kartu Indonesia Pintar (KIP)/ Program Keluarga Harapan (PKH)/ Surat Keterangan Tidak Mampu. Selain itu, mereka juga mesti memiliki potensi akademis dan nonakademis yang baik, berkelakuan baik, berminat melanjutkan sekolah, dan ada dukungan dari orang tua.

“Untuk keterangan tidak mampu, kami juga minta mereka menyertakan foto rumah tinggal dan fotokopi rekening listrik atau bukti pembelian pulsa listrik satu bulan terkahir. Jangan coba-coba menipu atau mengakali karena tim kami juga akan turun langsung ke setiap rumah untuk memastikan calon siswa benar-benar tidak mampu,” terangnya.

Setelah mengisi form pendaftaran online, imbuh Yudi, calon siswa diminta mengirimkan formulir pendaftaran dan dokumen yang disyaratkan, untuk dilakukan seleksi administrasi dan dokumen persyaratan. Mereka yang lolos akan diumumkan pada 24 April 2019, dan mengikuti seleksi tahap kedua, yaitu tes akademik pada 28 April 2019. Seleksi tahap kedua diumumkan pada 7 Mei 2019. Peserta yang lolos akan mengikuti seleksi tahap ketiga, yakni psikotes, kesehatan, kebugaran, wawancara dan visitasi.

“Pada tahap akhir ini kami akan melakukan visitasi. Mereka yang ketahuan mengirimkan data kondisi rumah yang tidak sesuai, langsung dicoret. Karena sekolah ini memang khusus untuk siswa tidak mampu, sehingga dengan bekal pendidikan yang memadai akan mengubah masa depan mereka menjadi lebih baik. Ini salah satu upaya konkret untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah,” tandas Yudi.

Suarabaru.id/Tim