blank
Tunjukkan Padi : Bripka Agung Suwiknya S., menunjukkan padi MSP yang dikembangkannya bersama masyarakat petani di desa binannya tersebut kepada Kapolres Grobogan AKBP Choiron El Atiq, Kamis (4/4). Foto : Hana Eswe

GROBOGAN- Bentuk pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan Bripka Agung Suwiknya S, anggota Polsek Tawangharjo diapresiasi Kapolres Grobogan AKBP Choiron El Atiq. Pasalnya, Bripka Agung dalam menjalankan tugasnya juga dapat mengembangkan hal-hal yang berbau pertanian bersama masyarakat binaannya. Hasilnya juga mempunyai manfaat baik para petani.

“Saya bangga dan mengapresiasi apa yang dilakukan Bripka Agung ini. Selain sehari-hari berdinas menjalankan tugasnya sebagai polisi, Bripka Agung ini juga turut membantu petani dalam mengembangkan Padi MSP dan pupuk cair organik,” kata Kapolres, saat melihat langsung proses pembuatan pupuk cair organik yang dilakukan Bripka Agung, Kamis (4/4).

Di kesatuannya, Bripka Agung bertugas sebagai anggota Babinkamtibmas. Sehari-hari, ia membina masyarakat Desa Tarub dengan mengembangkan padi MSP. Padi MSP ini kali pertama dikembangkan seorang profesor bernama Surono Danu di Lampung. Semakin lama, padi jenis ini juga dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Grobogan ini.

“Para warga di desa ini berusaha mengembangkannya melalui Kelompok Tani Harapan dan W20 atau yang akrab disebut Wis Wayahe Organik. Di tiga dusun seperti Dusun Trisik, Dusun Beji dan Dusun Srondong, sebagian petani sudah mengembangkan padi MSP dengan luas 5,5 Ha,” kata Bripka Agung.

Menurut Bripka Agung, masyarakat desa binaannya melalui KTT Harapan ini mengembangkan padi MSP dengan harapan mereka dapat mandiri di bidang benih, mandiri pupuk dan mandiri pestisida.

“Padi MSP ini bisa dikembangkan dengan sistem organik, semi organik, dan kimiawi. Namun, pada perkembangannya, padi MSP ini memang lebih baik dikembangkan dengan full organik,” jelasnya.

Bripka Agung menuturkan pemilihan sistem organik tentu juga memakai pupuk organik dalam proses pertumbuhannya. Karena itu, selain mengembangkan padi MSP organik ini, pihaknya juga mengembangkan pupuk organik buatan tangan sendiri.

blank
Jerigen Isi Pupuk Organik : Bripka Agung menunjukkan jerigen-jerigen yang berisi pupuk cair yang juga dikembangkannya. Pupuk organik ini terbuat dari bahan alami dan mudah didapatkan di berbagai tempat. Foto : Hana Eswe

“Bahan bakunya mudah antara lain, satu kilogram gula merah, hati batang pisang, tiga buah ragi tape, empat botol minuman probiotik ternama, air 10 liter,” kata Bripka Agung.

Bahan seperti gula merah, hati batang pisang dan ragi dipotong-potong. Kemudian dicampur dengan minuman probiotik dan air yang sudah disediakan di dalam jerigen berukuran besar. Setelah itu didiamkan selama 7-10 hari. Pupuk organik siap untuk dipergunakan petani menyiram padi MSP yang dikembangkannya tersebut.

“Cara pembuatan pupuk organik cair ini terus kami sosialisasikan kepada para petani di desa binaan ini. Harapan ke depan, para petani tidak lagi bergantung pada pupuk kimia yang berbahaya bagi kesuburan tanah. Di samping itu, harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik buatan sendiri,” pungkas Agung.

suarabaru.id/Hana Eswe.