blank
Sejumlah pengendara melewati jalan yang tergenang banjir. Foto: Yanto

TEGAL – Adanya sejumlah wilayah di Kota Tegal yang tergenang banjir saat turun hujan, mengundang keprihatinan dari Komisi III DPRD. Oleh karena itu, Pemkot Tegal diminta untuk melakukan program penanganan banjir secara optimal, salah satunya dengan menyediakan pompa portabel di wilayah rawan banjir. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD, Sutari.

Menurut dia, wilayah Kota Tegal rawan terjadi bencana rob, puting beliung dan banjir. Dari ketiga bencana tersebut, banjir yang paling sering terjadi di Kota Bahari. Dengan demikian, Pemkot perlu melakukan penanganan banjir secara serius melalui kegiatan yang ada di tahun 2019. “Selama ini ada sejumlah fokus perhatian terkait itu, salah satunya akses dari titik genangan hingga ke sungai atau kolam retensi,”jelasnya.

Sutari mengemukakan, pompa portabel perlu disiapkan sehingga saat debit air sungai sudah mulai menurun, namun ada genangan maka bisa dialirkan dengan menggunakan pompa. Selain itu, Pemkot juga perlu melakukan normalisasi saluran kecil, seperti Kali Siwatu, Sibelis dan Kajengan melalui pengerukan rutin.

Dia menambahkan, Komisi III DPRD meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) secepatnya melanjutkan proses lelang untuk pembangunan Kolam Retensi Tegalsari. Sebab, Kolam Retensi Tegalsari dinilai menjadi solusi untuk membebaskan warga Kelurahan Kraton yang setiap tahun terendam banjir, saat musim hujan tiba.

Menurut dia, keberadaan polder tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi banjir pada saat musim penghujan. Untuk kelanjutan pembangunan telah dialokasikan anggaran sekitar Rp 20 miliar. Dengan jumlah anggaran tersebut seharusnya pembangunan bisa selesai pada tahun 2019 dan bisa difungsikan untuk menangani banjir di wilayah Kecamatan Tegal Barat.

“Kami berharap proses lelang bisa dilaksanakan secepatnya, sehingga apabila terjadi gagal lelang bisa dilakukan lelang ulang dan segera ada pemenang untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut,” katanya.

Suarabaru.id/Yanto