blank
Bupati Tegal, Hj Umi Azizah didampingi Kepala Dinas Kimtaru Kabupaten Tegal, Jaenal Dasmin cek RTH Eks Terminal Slawi. Foto: Guntur

SLAWI – Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lokasi Eks Terminal Slawi, Kabupaten Tegal dinilai amburadul. Pasalnya, pembangunan dengan anggaran APBD II Kabupaten Tegal tahun 2018 sekitar Rp 3 miliar itu, hasilnya kurang maksimal. Bahkan, bangunan taman air mancur tersebut terancam mangkrak.

Pantauan di lapangan, pembangunan RTH yang lokasinya di depan Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) itu, belum difungsikan setelah selesai dikerjakan pada akhir tahun lalu. Taman itu juga masih ditutup dengan pagar seng. Saat di lihat secara dekat, taman tersebut terlihat gersang karena rumput hijau dan pepohonan rindang yang ditanam sebagian banyak yang mati. Sementara itu, beberapa ruas jalan setapak retak serta tidak rapi di sisi kanan dan kiri jalan itu.

Yang lebih membahayakan, sambungan kabel listrik untuk menghidupkan lampu dan air mancur tidak ditanam di dalam tanah. Kabel listrik itu hanya diletakkan di atas tanah yang sangat berbahaya bagi masyarakat.

Sedangkan, dua bak penampungan air besar yang ditanam di dalam tanah, terbuka yang membahayakan masyarakat bisa masuk ke dalamnya. Tidak hanya itu, bangunan kios pedagang juga terlihat kurang rapih dan rawan ambruk. Selain itu, beberapa pekerjaan juga terlihat kurang rapi layaknya taman bermain.

“Kami sangat kecewa dengan bangunan RTH Eks Terminal Slawi. Hasilnya kurang memuaskan,” kata Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Sayuti, Kamis (14/3).

Dikatakan, proses pengerjaan yang dilakukan pihak ketiga dinilai kurang profesional. Perbandingan dengan gambar rancangan dan kenyataan di lapangam sangat jauh berbeda, sehingga jika difungsikan akan mengecewakan masyarakat. Bahkan, Bupati Tegal juga kecewa dengan hasil pekerjaan itu.

“Dinas terkait dan rekanan harus bertanggung jawab memperbaikinya. Taman harus berfungsi maksimal dan terlihat indah,” harapnya.

Ditambahkan, perbaikan taman harus dilakukan karena jika tidak segera diperbaiki, maka dikhawatirkan akan mangkrak. Selain itu, bangunan yang masih tertutup pagar seng juga mengurangi keindahan kota.

“Rekanan segera memperbaiki. Jangan terlalu lama dibiarkan, nantinya bangunan yang ada jadi rusak,” pungkasnya.

suarabaru.id/Guntur