blank
Ikan-ikan kecil yang mai di kawasan pantai Kaliori Rembang. Foto: Djamal AG

REMBANG – Masyarakat di desa-desa pantai, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Rabu (13/3) dikejutkan dengan peristiwa langka, karena melihat ribuan ikan mati di kawasan pantai tersebut.

Salah satu warga Dusun Matalan, Desa Purworejo, Moh. Lilik Wijanarko menceritakan melihat ribuan bangkai ikan tercecer mengambang di laut desanya sehabis salat subuh. Ikan yang mati dan mengambang di laut itu jenisnya beragam, di antaranya ikan keting, lundhu, belanak, seren, jambrung, dan ikan jenis lain yang biasa hidup di perairan dangkal. Bahkan sejumlah hewan laut lainnya juga ada yang mati.

Warga umumnya tidak mengetahui penyebab kematian ikan di laut tersebut, apakah karena dampak pembuangan limbah pabrik atau pengaruh perubahan cuaca. Namun kondisi itu membikin resah para pembuat terasi di daerah itu, karena kesulitan mencari rebon untuk bahan baku pembuatan terasi.

“Biasanya rebon mudah didapat, tapi sekarang sepertinya menghilang. Mungkin ikut mati,” kata Sulekhah, pembuat terasi di Desa Dresi.

Hingga sore ini, suarabaru.id masih menjumpai bangkai ikan yang mengapung di pinggir pantai tersebut. Ikan yang mati mayoritas ukurannya masih kecil. Melihat fenomena itu warga hanya sebatas bingung, tanpa tahu apa penyebabnya.

Warga berharap Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang segera turun tangan, sekaligus mengambil langkah penanganan. Misalnya segera mengambil sempel air laut guna diteliti di laboratorium, sehingga bisa diketahui kemungkinan adanya zat berbahaya yang mencemari laut di wilayah Kaliori.

“Kalau tidak ada sesuatu yang ganjil, tak mungkin ikan sebanyak ini mati. Nah, itu sebabnya perlu dicari persoalannya,” kata Sanyoto, warga setempat.

Masih menurut warga setempat, ikan mati dalam jumlah banyak tidak hanya kali pertama terjadi di pesisir pantai utara Kecamatan Kaliori. Tahun 2013 lalu, ribuan ikan bandeng milik para petambak di wilayah itu mati sebelum dipanen, gara – gara menyedot air laut untuk kebutuhan tambak mereka.

Kemudian, tahun 2016 juga pernah ada kasus serupa. Dinas Lingkungan Hidup sudah pernah mengambil sample air di sekitar lokasi, untuk bahan pengecekan laboratorium. Namun hasilnya sampai sekarang belum diumumkan secara terbuka kepada masyarakat.

suarabaru.id/Djamal AG