blank
Nampak seorang pengunjung Car Free Day Kudus mendapat bibit tanaman usai menukarkan sampah botol plastik di acara Peringatan HPSN. Foto: Suarabaru.id

KUDUS – Menindaklanjuti program bebas sampah yang dicanangkan pemerintah, puluhan aktifis dari Komunitas Kresek Kudus, menggelar aksi penukaran sampah plastik dengan bibit tanaman di arena Car Free Day di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Minggu (10/3).  Aksi tersebut juga merupakan puncak dari rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional yang digelar di Kudus.

Dalam kesempatan tersebut, para aktifis Kresek yang juga bekerjasama dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, mempersilahkan siapapun yang membawa botol bekas dan sampah plastik lainnya untuk ditukar dengan bibit tanaman alpukat dan durian.  Selain bibit, disediakan pula kantong kain serta kopi dan makanan ringan yang bisa dinikmati warga.

“Sampah yang ditukar oleh masyarakat ini minimal layak jual, lalu bisa ditukar dengan berbagai hal menarik, seperti bibit alpukat, duren, totebag, kopi panas, dan  merchandise daur ulang,”kata Adam, Ketua Komunitas Kresek Kudus.

Selanjutnya, sampah-sampah plastik yang masih memiliki nilai ekonomis tersebut, nantinya akan dikelola dan dijual. Hasilnya, menurut Adam, akan digunakan untuk beasiswa anak-anak tidak mampu yang selama ini dibina oleh Komunitas Kresek.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan petisi di atas selembar kain besar dengan bertuliskan ‘Berani untuk Tidak Nyampah’. Turut hadir dalam penandatanganan petisi tersebut Bupati Kudus HM Tamzil.

Aksi dari para aktifis Kresek tersebut cukup disambut antusias oleh masyarakat. Mereka pun berbondong-bondong menukarkan sampah plastik berupa botol bekas untuk bisa ditukar dengan bibit tanaman. “Daripada dibuang percuma, lebih baik bisa dimanfaatkan untuk daur ulang,” kata Fatah, salah seorang warga.

Gerakan bebas sampah sejatinya sudah digaungkan Komunitas Kresek sejak lama. Komunitas Kresek sejauh ini telah melakukan beragam kegiatan sosial terutama terkait dengan isu-isu lingkungan.

Komunitas yang mayoritas beranggotakan anak muda dari beragam profesi ini muncul dari keprihatinan mereka akan permasalahan sampah.  Mereka kemudian membuat beragam program seperti Bank Sampah di Kota Kudus, serta kegiatan pendidikan bagi anak tidak mampu.

Bupati Kudus HM Tamzil yang membuka acara tersebut mengajak masyarakat untuk kelola sampah dan minimal tidak nyampah di sembarang tempat. “Hal itu bisa kita lakukan dengan tidak membuang sampah dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar,” ujarnya usai menandatangani petisi.

Suarabaru.id/Tm