blank
Suasana dialog interaktif dengan Prof Dr KH Noor Achmad MA (kanan) dan Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA (tengah), dipandu host Myra Azzahra.

SEMARANG – Masyarakat Jawa Tengah diminta semakin waspada, menjelang Pemilu 2019 pada 17 April, muncul empat isu negatif yang semakin masif. Isu tersebut sengaja dihembuskan oleh kelompok tertentu, untuk merusak sendi-sendi persaudaraan di tengah masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak terpancing dan terprovokasi.

Hal tersebut mengemuka dalam dialog interaktif Live di studio TVKU, Senin (4/3/2019) dengan host Myra Azzahra. Tampil sebagai nasum Wakil Ketua Umum MUI Jawa Tengah Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA dan Ketua DPP Masjid Agung Jawa Tengah Prof Dr KH Noor Achmad MA.

Ke empat isu negatif itu ditegaskan Prof Noor Achmad MA, antara lain isu hoax melalui media sosial (medsos). Dalam konteks ini, Prof Ahmad Rofiq menambahkan, survei terkini yang beredar menyebutkan, informasi di medsos 85 persen lebih masuk kategori hoax. Dia menilai, hal tersebut sebagai keadaan kritis yang harus dieliminir.

Isu kedua, lanjut Prof Noor Achmad, munculnya gerakan kampanye berkedok agama. Isu ini menyebar luas di tengah masyarakat hingga masjid dan musala. Ditegaskan, isu tersebut sangat membahayakan masyarakat sehingga harus diwaspadai. Misi gerakannya mencoba mengadu domba agar terjadi perpecahan di tengah umat beragama.

Ketiga, mengembuskan isu ujaran kebencian dengan kata dan kalimat yang tidak pantas, berkonotasi saling menyalahkan serta membenarkan diri sendiri. Ke empat, mengembuskan isu SARA bertujuan untuk memecah belah masyarakat.

Atas masifnya empat isu tersebut, MUI dan Masjid Agung Jawa Tengah telah gencar membentengi masyarakat lewat khotbah Jumat maupun tausiyah-tausiyah di setiap kesempatan. Tujuannya jangan sampai Jawa Tengah yang selama ini kondusif berubah menjadi ajang pertikaian yang tidak berujung sebagaimana dialami negara-negara Timur Tengah,

Prof Rofiq menegaskan, Islam mengatur detil perihal hubungan persaudaraan antarsesama yang harus dirawat dengan baik, sebagaimana Surat Al-Hujurat 10-14. Intinya Allah memerintahkan kita untuk membangun perdamaian di antara sesama. Tidak boleh mengolok-olok yang lain, karena belum tentu kita lebih baik dari yang kita olok-olok. Maknanya, bila perbedaan di dalam masyarakat dirawat dengan baik maka akan menjadi kekuatan yang dahsyat.

Senada dengan Prof Rofiq, Prof Noor Achmad berpendapat, solusi dari kondisi kritis tersebut, dalam memilih calon presiden dan wakil presiden, pemilih jangan terkena hipnotis atas masifnya empat isu negatif tersebut. Artinya, masyarakat agar memilih berdasarkan rasio yang matang.

Prof Rofiq menambahkan, pemilu sebagai hal biasa, agenda lima tahunan. Dalam melaksanakan pemilu yang utama justru menjaga persaudaraan. Apalagi dengan tetangga. Dua calon presiden yang muncul mungkin ada yang menganggap belum tidak ideal untuk memimpin bangsa.

Bila ada yang seperti itu, lanjut Prof Rofiq, minta fatwa pada hatinurani masing-masing untuk memilih dengan segala risikonya. Terpenting, Jawa Tengah sebagai baromoter politik nasional, harus dijaga dan dirawat agar tetap kondusif.

Suarabaru.Id/sl