blank
Harga jual cabai dan saat musim hujan seperti ini anjlok, akibat tanaman rentan terhadap penyakit dan cuaca. Para petani cabai di Temanggung banyak yang menanggung rugi. Foto: Yon Wb

 

TEMANGGUNG- Harga lombok (cabai) anjlok. Saat ini, kata Wagiyo, petani di Kwadungan Jurang, Temanggung,  harga  jual  cabai rawit merah (setan) hanya Rp13.000 per kilogram, sedangkan harga cabai keriting merah hanya Rp 9.000 per kilogram. ”Para petani cabai di wilayah Kabupaten Temanggung dalam beberapa pekan terakhir  menanggung kerugian, menyusul turunnya harga cabai secara drastic,” kata Wagiyo.

Wagiyo mengatakan, jatuhnya harga cabai mengakibatkan petani menanggung kerugian cukup besar dan tidak sebanding dengan biaya perawatan tanaman tersebut. Saat ini, katanya, harga obat-obatan untuk tanaman cabai sangat mahal. Meski begitu, petani tetap harus membelinya. Sebab, kata Wagiyo, jika tidak disemprot dengan obat-obatan itu tanaman cabai akan mudah terserang hama.

“Mulai dari pupuk kimia sampai dengan obat-obatan semuanya harganya naik, paling tidak untuk tanaman cabai sebanyak 2.500 batang maka biaya perawatannya bisa mencapai Rp 3.000.000, itu belum dihitung sama tenaga kerjanya,” katanya.

Hujan Lembapkan Tanah

Selain itu, di musim hujan seperti saat ini, perawatan terhadap tanaman cabai lebih ekstra dibandingkan dengan  saat menanam di akhir musim penghujan hingga awal musim kemarau. Intensitas curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan ketahanan cabai.

“Apalagi kalau hujan malam sampai pagi, kelembapan tanah kan menjadi lebih tinggi. Kondisi ini rawan menyebabkan busuk akar dan batang,” jelasnya.

Ia menambahkan, menanam lombok pada musim hujan seperti ini, petani terpaksa mengeluarkan  biaya  yang lebih banyak. “Biaya tambahan untuk penyemprotan dengan obat-obatan tanaman tertentu, dengan harapan tanaman cabai akan lebih tahan terhadap cuaca,” tuturnya.

Selain itu, perawatan untuk tanaman juga dilakukan lebih intensif lagi. Perawatan tanaman yakni dengan melakukan pemangkasan ranting cabai yang tidak produktif dan segera mengambil tanaman cabai yang sudah terkena penyakit. “Paling tidak itu dua hari sekali memang harus dilakukan penyemprotan, tidak hanya itu setelah hujan turun akan lebih baik lagi jika langsung disemprot . Jika tidak maka tanaman cabai akan mudah terkena serangan hama,” terangnya.

Wagiyo menjelaskan, bila  tanaman cabai telah terserang penyakit ”bule” (daun menguning, red), maka  bisa dipastikan petani akan mengalami gagal panen. “Kalau daunnya sudah menguning, sudah tidak bisa lagi ditanggulangi lagi. Kalau tanaman cabainya masih muda paling langsung dicabut diganti dengan yang baru. Tetapi terserang saat mulai berbuah petani gagal panen,” katanya.

Suarabaru.id/Yon Wb