blank
Ketua PWI Jateng memotong tmpeng dan menyerahkan kepada wartawan muda RRI Semarang Lucky, disaksikan Kepala RRI Semarang Drs. H. Anhar Achmad SH, MH, MM, MBA dan para tamu lainnya. Foto: Wied

SEMARANG- Talkshow dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2019 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berlangsung di Auditorium RRI Semarang, Sabtu (9/2).

Talkshow mengangkat tema “Media Bening untuk Pemilu yang Indah”, diikuti oleh para insan pers, pemerhati pers, dan mahasiswa juga menghadirkan narasumber-narasumber di antaranya: Sekda Jateng Dr Sri Puryono, , Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, Ketua KPID Jateng Budi SP, Ketua Bawaslu Jateng Fajar Saka, Komisioner KPU Jateng Diana, dan Rektor Universitas Dian Nuswantoro Prof Dr Edi Noersasongko.

Hery Pamungkas, selaku Ketua Panitia acara membuka acara dengan sebuah pantun dan mengatakan “Biasanya Hari Pers Nasional ini diperingati secara sederhana dan bersahaja, kali ini tasyakuran peringatan dilakukan dengan megah atas kerja sama LPP RRI Jateng. Puncak dari kegiatan hari pers ini akan diselenggarakan pada 23 Maret 2019 di Kabupaten Magelang”.

Dalam sambutannya, Sekda Jateng mewakili Gubernur Jateng, menyampaikan, peran media bukan hanya sebatas memberitakan proses Pemilu, tetapi juga sekaligus memberikan tanggung jawab pencerahan kepada masyarakat. Mengingat media massa memiliki pengaruh yang dahsyat kepada masyarakat. Inilah pentingnya tanggung jawab media massa untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki pemahaman yang tepat terhadap informasi di media massa.

Pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat ialah supaya masyarakat tidak mudah menjadi korban penyebaran berita hoax dan banyaknya ujaran kebencian (hate speech), apalagi di tahun politik menjelang pilpres dan pileg ini.

blank
Ketua PWI Jateng Amir Machmud memberikan sambutan dalam peringatan HN di RRI Semarang. Foto: Resty

Sementara Amir Machmud mengatakan, masyarakat tidak boleh membiarkan perilaku yang tidak beradab. Wartawan juga harus mampu menjalankan profesi wartawan yang kredibel. Pemilu itu mungkin berkurang daya tariknya itu bukan tidak mungkin adalah contoh-contoh perilaku elit yang tidak kredibel dan beradab dan hal ini, wartawan atau media ikut terseret di dalamya. “Dari pemikiran inilah PWI Jateng selalu mengampanyekan media bening, media jernih, media waras, wartawan waras,” ujar Amir Machmud selaku Ketua PWI Jateng.

Kegiatan ini juga dimerishkan dengan hiburan kesenian Cokekan dari RRI Semarang yang diawali dengan fragmen sentilan mengenai profesi wartawan yang dulunya disebut kuli tinta, namun saat ini wartawan tidak menggunakan tinta lagi untuk menulis karena sekarang menulis dengan jari alias mengetik tulisan di smartphonennya.

Acara puncak ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua PWI Amir Machmud dan diserahkan kepada wartawan muda RRI Lucky.

Suarabaru.id/Haresti Asysy Amrihani