blank

 

KUDUS – Puisi Fadli Zon yang berjudul ‘Doa yang Tertukar’ akhirnya menuai reaksi. Ribuan santri se-Kabupaten Kudus, Jumat (8/2) turun ke jalan menggelar aksi di alun-alun Kudus untuk mengecam Wakil Ketua DPR RI tersebut yang dinilai telah menghina sosok kiai sepuh KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Puisi ‘Doa Tertukar’ dibuat Fadli  guna menanggapi peristiwa politik kedatangan presiden Jokowi ke kediaman Mbah Moen. Dalam kesempatan tersebut, Mbah Moen sempat salah ucap saat berdoa, yang akhirnya videonya viral di media sosial.

Namun, puisi tersebut ternyata memantik kemarahan dari para santri. Pasalnya, puisi dari Waketum Partai Gerindra tersebut dinilai telah menghina dan melecehkan ulama sepuh sekelas Mbah Moen.

Dalam aksi yang digelar sekitar pukul 14.00 WIB tersebut, massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Santri Membela Kiai berkumpul dan berbaris di jalanan depan pendapa kabupaten Kudus.  cara dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.

Santri putra berpakaian baju putih, sarung, dan berpeci. Santri putri mengenakan baju muslim warna putih. Mereka memulai aksi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Subhanul Waton, kemudian dilanjutkan dengan duduk lesehan di atas jalan aspal.

Sejumlah tulisan bernada memprotes Fadli Zon dibawa santri. Seperti ‘Mencela Ulama adalah Dosa Besar’, ‘Penjarakan Fadli Zon’, ‘Kami Bersama Kyai’, ‘Doa Santri untuk Kiyai’ dan lainnya. Bahkan ada pula poster yang bertuliskan huruf arab gundul yang menyebut Fadli adalah hewan tak berakal.

blank
Para santri membawa poster yang mengecam Fadli Zon.

Aksi kemudian diisi dengan pembacaan tahlil, dzikir dan shalawat bersama. Para santri tersebut terlihat cukup hanyut dalam lantunan zikir dan selawat yang dipimpin Solikhul Hadi.

“Aksi ini diikuti 2.000 santri dari 15 pondok pesantren se-Kudus dan alumni santri,” kata Muhammad Sa’roni, koordinator aksi kepada wartawan di sela-sela kegiatan.

Menurutnya, aksi membela kiai ini juga dilatarbelakangi oleh sejumlah oknum elite politik yang menyudutkan kiai seperti KH Ma’ruf Amin, KH Yahya Cholil Tsaquf, Tuan Guru Bajang hingga KH Maemun Zubair.

“Hentikan sikap mencela kiai. Fadli Zon minta maaf dan bertaubat,” kata Sa’roni.

Meski berjalan cukup tertib, namun sekitar 150 orang polisi yang siaga di lokasi.

Sebelumnya, Fadli Zon membuat puisi berjudul ‘Doa yang Ditukar’ untuk menanggapi momen Mbah Moen yang salah ucap doa saat duduk di samping Jokowi menjadi perbincangan. Sejumlah pihak lantas mempertanyakan kata ‘kau’ dalam bait ‘Doa sakral seenaknya kau begal’ sebagai sosok Mbah Moen. Suarabaru.id/tm