blank
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tengah membuka Diklat 3 in 1 bagi penyandang Disabilitas dalam acara di di Akademi Komunitas Tekstil dan Produk Tekstil, Surakarta, Kamis (31/1). foto:aji

SOLO_ Sebanyak 268 penyandang disabilitas mengikuti pendidikan latihan (Diklat) 3 in 1 (Pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja). Kegiatan pelatihan yang merupakan realisasi kesepakatan Kementrian Perindustrian dan Kementrian Sosial bertujuan memacu kompetensi para penyandang disabilitas agar dapat bekerja di sektor industry dibuka  Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara di Akademi Komunitas Tekstil dan Produk Tekstil, Surakarta, Kamis (31/1).

Menteri Prindustrian Airlangga Hartarto  dalam sambutannya mengatakan, selama ini sector industry tekjstil dan alas kaki mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Baik itu melalui penerimaan devisa dari ekspor mapun penyerapan tenaga kerja yang jumlahnya cukup besar. Apalagi industry tekstil merupakan salah satu sector yang diprioritaskan pengembangannya dalam memasuki era industry 4.0. Kemenperin  mencatat, kinerja positif industry tekstil dan produk tekstil (TPT) ytercermin dari nilai ekspor produk TPT nasional yang menbembus hingga US $ 11,12 milyar pada Januari – Oktober 2018.  Nilai tadi dikatakan mengalami kenaikan  sebesar 7,1 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.

 Tahun 2019, ekspor TPT diharapkan bisa mencapai US $ 15 milyar dan menyerap 3,11 jauta tenaga kerja. Sementara itu Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memproyeksi ekspor alas kaki nasional pada 2019 dapat tumbuh dua digit atau sekitar 10 persen seiring adanya pembangunan pabrik di Jateng dan Jabar. Guna memenuhi tenaga kerja kompeten dari peningkatan investasi sector manufaktur Kemenperin mentargetkan sebanyak 72.000 orang terlibat dalam program Diklat 3 in 1 pada 2019. Program ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan para penyandang disabilitas untuk ikut dalam diklat dimaksud, jelasnya

 Masih dalam kesempatan sama Mensos  Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, program Diklat 3 in 1 merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen pemerintah dalam memenuhi hak para penyandang disabilitas. Untuk itu harus dimanfaatlkan sebaik baiknya  bagi penyndang diusabilitas agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. “ Selain itu  bisa menjadi contoh dan motivasi bagi penyandang disabilitas lainnya di Indonesia. Kami akan terus berupaya untuk memberikan peluang dan akses yang setara bagi poenyandang disabilitas dibidang pekerjaan”, tegasnya.

 Sebelumnya Sekjen Kementrian Perindustrian Haris Munandar melaporkan, kegiatan diklat merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman  Kemensos dan Kemenperin tentang pelatihan, sertifikasi dan penempatan  kerja bagi penyandang disabilitas. Tujuannya mewujudkan kesetaraan kesempatan kerja di industri bagi penyandang disabilitas. Diklat diselenggarakan terkait sector industry garmen dan alas kaki. Pelaksanaannya secara inhause pada balai diklat Kemenperin dan onside pada perusahaan industry. Peserta diklat sebanyak 268 orang terdiri 204 disabilitas sensorik rungu wicara, 39 disabilitas  fisik  dan 25 diasabilitas intelektual. Mereka yang mengikuti diklat akan mendapatkan sertifikasi kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sesuai bidangnya. Selanjutnya para lulusan ditempatkan bekerja di 12 perusahaan sector industry garmen dan alas kaki. suarabaru.id/aji