blank
Bupati Kudus HM Tamzil saat wiwit panen padi organic bersama anak-anak Omah Dongeng Marwah. foto:tm

KUDUS – Bupati Kudus HM Tamzil menjamin harga gabah petani di Kudus akan tetap stabil memasuki masa panen raya. Menurut Tamzil, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog dan mitra-mitranya untuk mempercepat proses penyerapan gabah petani.

”Saya sudah berkoordinasi dengan Bulog termasuk mitra-mitranya agar gabah hasil panen saat ini harganya tetap terjaga,” kata Tamzil, saat menghadiri wiwit panen  proyek percontohan Pendidikan Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU) Pertanian Organik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di desa Purworejo, Kecamatan Bae, Senin (28/1)

Diakui Tamzil, merosotnya harga gabah selama ini selalu menjadi persoalan saat memasuki musim panen. Ironisnya, meski harga gabah anjlok, namun harga beras di pasaran masih tetap tinggi. Artinya, yang paling diuntungkan saat panen seperti ini adalah para tengkulak dan pedagang besar.

Oleh karenanya, menurut Tamzil, saat musim panen ini, pihaknya sudah meminta Bulog untuk terus memantau dan secepatnya melakukan penyerapan agar gabah stabil.

Di sisi lain, Tamzil juga mengimbau agar petani mulai beralih bertanam padi secara organic. Pasalnya, harga jual beras organic sejauh ini cenderung tinggi dan stabil dibandingkan beras anorganik.

“Kami berencana menambah lahan tanaman padi organik untuk uji coba seluas 4 hektare sebagai duplikasi dari lahan uji coba padi organik di Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, yang merupakan proyek percontohan Pendidikan Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU) Pertanian Organik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Tamzil.

Menurut dia, sudah saatnya padi organik mulai dikembangkan di Kabupaten Kudus. Untuk mendorong pengembangannya, kata dia, pemerintah perlu mulai mengarahkan petani agar tidak berharap subsidi pupuk kimia, melainkan diarahkan untuk subsidi pembelian pupuk organik.

Selain itu, lanjut dia, petani era sekarang juga perlu didorong untuk berubah menanam tanaman padi organik karena hasilnya dinilai lebih menguntungkan, dibandingkan padi nonorganik. “Petani juga perlu dibantu bibit tanaman padi organik untuk merangsang keinginan petani mau menanam komoditas tersebut,” ujarnya.

Pemkab Kudus, kata Tamzil, menyatakan komitmennya membantu pengembangan padi organik, termasuk dalam hal pengemasannya agar menjadi daya tarik pembeli. “Nantinya, Pemkab Kudus akan mengawal program pengembangan tanaman padi organik tersebut agar semakin berkembang,” ujarnya.

Kepala Pusat Pengembangan PAUD dan Dikmas Kemendikbud Djajeng Baskoro mengungkapkan program penanaman tanaman padi organik ini merupakan hasil kerja sama PKBM Omah Dongeng Marwah dengan Kemendikbud dalam rangka meningkatkan kecapakan kewirausahaan unggulan.

“Kabupaten Kudus memiliki unggulan untuk komoditas tanaman padi sehingga program yang bisa dilaksanakan, yakni program penanaman padi organik,” ujarnya. Tm