blank

“Organisasi: Anak Jalanan

Oleh Ahmad Rofiq

 

Jalan-jalan ke Simpanglima , itu “alun-alun” kota Semarang

Lewat jalan Pandanaran, beli bandeng presto dan wingko babat

Taqarrub pada Allah dengan berderma, agar rizqi berkah mengembang

Zakat, infaq, sadaqah itu utama, menjadi benteng dari madlarat

*

Berkerudung itu anjuran, tetapi hindarkan berbusana ketat

Kecantikan itu karunia Ilahi, agar keanggunan dan kecantikan terjaga

Beruntung rizqi dimudahkan, jangan lupakan sebagian masyarakat

Yang membutuhkan, atensi, kedermawanan, agar ikut berbahagia

**

Ada kampung namanya Jati barang, itu TPA di ibukota provinsi

Jangan buang sampah sembarangan, Anda bisa didenda, itu regulasinya

Banyak anak jalanan di Kota Semarang, tampaknya mereka “terorganisasi”

Untuk bisa turun di jalanan, konon bayar uang “pendaftaran”, pada EO-nya

***

Ke Tugu Muda boleh mampir di Pasar Bulu, dari untuk membuka memori kita

Tugu Muda monumen sejarah, pertempuran lima hari di Semarang yang heroik

Tanamkan sifat dan sikap serta rasa malu, generasi muda tidak meminta-minta

Tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah, lancar rizqi untuk jadi orang baik

****

Naik kendaraaan perlu waspada, jangan lupa perlengkapan

Jaga sikap hati-hati, waspada dini, jangan sampai alami kecelakaan

Anak jalanan itu saudara kita juga, butuh perhatian dan pelatihan

Mereka itu punya potensi, jika diedukasi, akan jadi pemimpin masa depan

*****

Jalan-jalan keliling kota, terasa indah dan nyaman, naik buskota

Nikmati kota lama, akan dibangun sebagai sentra kuliner halal

Sudah ada peraturan walikota, untuk jaga anak-anak muda kita

Dari jadi anak jalanan, banyak setoran, dan berpotensi menjadi nakal

(suarabaru.id/ Ahmad Rofiq UIN Walisongo Semarang)