blank
Anggit Aisyah Fajriyanti Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Masa Depan Perekonomian Digital Indonesia di TanganMilenial

Oleh : Anggit Aisyah Fajriyanti

Kondisi meningkatnya jumlah penduduk dalam usia produktif dikenal dengan sebutan ‘bonus demografi’. Kalangan pada usia tersebut juga mendapat julukan sebagai ‘generasi milenial’ yaitu penduduk usia produk yang lahir pada tahun 80an akhir hingga 90an. Generasi pada usia – usia tersebut diharapkan bias memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian domestik.Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat pembukaan Asean Marketing Summit di Jakarta pada tanggal 6 September 2018 lalu.

Di lansir  oleh marketeers.com, Retno Marsidi menggaris bawahi bahwa kaum Milenial memiliki potensi yang tidak dimiliki oleh kaum sebelumnya, yaitu koneksi. Selain itu, kaum Milenial ini dikelilingi oleh berbagai digital platform. Keduanya adalah fondasi terbaik untuk perkembangan  ekonomi Asean. Tak tekecuali para Milenial di Indonesia tentunya. Pemerintah pun mendukung anak – ank muda untuk berwira usaha terutama secara digital.

Ada tigahal yang menjadi tolak ukur bahwa kaum Milenial mampu menaikkan masa depan perekonomian bangsa Indonesia di era ekonomi digital;

Pertama, Kaum Milenial adalah native dari berbagai digital platform. Generasi inilah yang paling banyak menggunakan perangkat digital, baik yang berbentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang mengoptimasi manfaat yang diberikan digital untuk urusan pekerjaan, pendidikan hingga memudahkan berbagai urusankehidupan, termasuk mematikan lampu dengan sekali menjentikkan lampu atau melakukan jual beli tanpa harus beranjak dari meja computer.

Karena fenomena inilah, kaum milenial ditaksirakan lebih mudah dalam menaikkan perekonomian Negara. Karena masing – masing dari mereka tahu bagaimana menaikkan taraf hidup mereka hanya dengan memain kanjari di depan ponsel maupun di mesin ketik komputernya.

Kedua, Presiden sendiri menganggap bahwa Milenial adalah kaum yang memiliki visi paling besar untuk mengubah dunia. Kaum Milenial memiliki social awareness yang sangat tinggi. Mereka selalu haus bersosialisasi secara online maupun offline. Dengan kreativitas dan inovasi yang terus berkembang, tak jarang kaumMilenial yang mencanangkan usaha berbasis sosial. Bisnis berbasis social adalah sebuah bisnis yang tidak hanya mencari keuntungan semata, namun bagaimana mereka membawa dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.

Untuk itulah, Retno Marsi dijuga menambahkan bahwa kaum inis atu – satunya generasi yang peduli dengan kondisi sekitarnnya, tak heran perusahaan Startup terus bertambah jumlahnya di negeri ini.

Poin terakhir adalah mengenai generasi Milenial yang berperan sebagai pelaku revolusi industri 4.0. Berbeda dengan generasi sebelumnya, revolusi industry keempat berfokus pada industry digitalisasi. Industri dimana artificial intelligence, kemajuan internet dan teknologi berkembang setiap detiknya. Dan masyarakat Indonesia, terutama kaum Milenial, mengambil peran penting ini. (suarabaru.id/ Anggit Aisyah Fajriyanti Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang)