blank
Para peserta pesta BBQ perayaan Tahun Baru 2019 yang menderita keracunan massal, dirawat di rumah sakit dan klinik kesehatan pratama, untuk mendapatkan pengobatan dan penyembuhan.(suarabaru.id/bp)
WONOGIRI – Belum diketahui pasti penyebab keracunan massal pada pesta barberkyu (BBQ) perayaaan Tahun Baru 2019 di Dusun Menger, Desa Kedunggupit, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, dokter Adhi Dharma, Jumat (4/1), menyatakan, kepastiannya masih menunggu sekitar dua minggu hasil penelitian laboratorium.

Seperti pernah diberitakan, keracunan massal dialami oleh warga yang mengikuti pesta BBQ perayaan Tahun Baru 2019. Jumlah warga yang mengikuti pesta ada sebanyak 44 orang. Suka cita pesta digelar di rumah kosong milik Parwoto di Dusun Menger RT 1/RW 2, Desa Kedunggupit, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri ini, mendadak menjadi kepanikan terkait adanya keracunan massal. Personel Polsek dan Koramil, ikut membantu melakukan penanganan dengan membawa para korban ke klinik kesehatan terdekat. Pesta itu, diawali dengan membakar dan memanggang ikan nila, daging ayam dan tahu. Tapi setelah dimakan bersama, berdampak keracunan massal. Gejalanya pusing, mual dan kemudian muntah-muntah.

Dokter Adhi Dharma, telah menurunkan tim kesehatan dari DKK bersama Puskesmas Sidoharjo untuk melakukan sweeping pendataan tentang jumlah korban keracunan, termasuk melakukan home visit ke rumah-rumah warga peserta pesta BBQ. Jumlahnya ada sebanyak 28 orang, tapi kemudian ditemukan lagi penderita baru sebanyak 9 orang yang semula dirawat di rumah dan Klinik Sabrina, dan kemudian diurjuk ke RSUD. Satu orang lagi telah pulang ke perantauan, dan dirawat di rumah sakit Semarang, serta dua penderta diurujuk ke rawat inap Puskesmas Jatisrono.

Ada peserta pesta yang tidak keracunan, karena makanan pesta dibawa pulang dengan cara dibungkus dan dimakan di rumah. Berkaitan ini, pihak DKK menduga pemicu keracunan dapat datang dari peralatan makan dan air di tempat pesta yang tidak higienis. Air untuk mencuci peralatan makan yang dipakai pada acara tersebut, berasal dari tandon atau tempat penyimpanan air yang sudah lama tak digunakan. Hal itu memungkinkan berkembangnya bakteri yang kemudian masuk ke dalam tubuh peserta pesta BBQ, lewat makanan yang terkontaminasi air mengandung bakteri. Sehingga mengakibatkan reaksi klinis menjadikan peserta pesta BBQ keracunan massal.

Hasil survei tim surveilans terhadap kasus keracunan massal warga Menger ini, terungkap bahwa piring dan gelas yang dipakai, mereka cuci menggunakan air tampungan tandon yang sudah lama tak digunakan. Tandon air itu berada di rumah kosong karena pemiliknya merantau, yang diduga terkontaminasi bakteri pemicu keracunan massal tersebut.(suarabaru.id/bp)