blank
Kedai durian milik Mak Karina, menjual buah durian runtuh dari hutan. Buah durian yang dijual berkualitas dan rasanya mampu membangkitkan seluruh saraf perasa lidah.(suarabaru.id/bp)

BERASTAGI – Berkunjung ke Medan, Sumatera Utara (Sumut), rasanya tidak lengkap bila tidak makan durian (Durio zibethinus). Terlebih lagi, buah durian hasil dari hutan yang rontok dengan sendirinya, karena memang telah betul-betul masak. Untuk membeli durian hasil hutan, tidaklah sulit. Sebab komoditas ‘raja dari segala buah’ ini, banyak dijajakan di sepanjang jalan dari Medan ke Berastagi, Kabupaten Karo, Sumut. Kota Berastagi berjarak sekitar 66 Kilometer dari Kota Medan. Kota kecamatan terbesar kedua setelah Kabanjahe (Ibukota Kabupaten Karo) ini, berada ketinggian + 1.300 Meter Dari Muka Laut (DPL). Letaknya diantara Gunung Berapi Sibayak dan Gunung Sinabung, serta menjadi kota terdingin yang ada di Indonesia.

Saat rombongan Pimpinan DPRD Kabupaten Wonogiri melakukan kunjungan studi banding ke Kabupaten Karo dan Kota Medan di Sumut, mendapatkan penjelasan bila hortikultura menjadi produk unggulan di Kabupaten Karo, disamping sektor wisata. Rombongan studi banding dipimpin Wakil Ketua DPRD Sunarmin dan Dekik Suhardono, dengan menyertakan Ketua Komisi I Sugeng Achmady, Ketua Komisi 2 Sardi, Ketua Komisi 4 Sriyono, Kabag Persidangan Sutopo beserta staf dan awak media. Berastagi merupakan salah satu penghasil sayur dan buah-buahan terbesar di Sumut. Bahkan produknya sudah di ekspor ke Singapura dan Malaysia.

”Buka lagi Mak, pilih yang pahit,” ujar salah seorang pembeli durian kepada pemilik kedai durian Ny Karina yang akrab dipanggil Emak tersebut. ”Ini Pak yang rasanya ada pahitnya.” jawabnya sembari menyerahkan buah durian yang telah dia buka. Bagi penggemar berat buah durian, lazim memilih buah durian yang tidak sekadar manis, tapi yang ada paduan rasa pahitnya dan rasa ‘nyegrak’-nya dapat membangkitkan saraf perasa di lidah.

Pemandu Wisata Bambang Eko dari Nabila Tour and Travel Cabang Medan didampingi Antok dari Nabila pusat, memilihkan kedai buah durian hutan milik Mak Karina yang berada di sisi kiri ruas jalan Berastagi-Medan. Harganya, Rp 35 ribu sampai Rp 60 ribu per buah. Atau sedikit terpaut lebih murah dibandingkan dengan harga durian di Kabupaten Wonogiri. Di depan Kedai Mak Karina ini, berhenti pula sebuah mobil dengan empat penumpang yang juga sama-sama ngiras (makan durian di tempat). ”Kami dari Jakarta dalam perjalanan pulang ke Berastagi,” ujar Ny Christina memperkenalkan diri sambil klomat-klamet menikmati daging buah durian yang sedang dimakannya.

Buah yang identik dengan duri dan aroma yang khas ini, ternyata tidak hanya enak untuk disantap. Durian mengandung ragam vitamin dan mineral, karbohidrat, lemak, serta protein. Kandungannya tersebut menyuguhkan manfaat durian yang baik untuk kesehatan Anda. Buah durian mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 gram buah durian, mengandung sekitar 27 gram karbohidrat, 4 gram serat, 1,5 gram protein, 5 gram lemak, vitamin A sebanyak 44 IU, vitamin C sekitar 20 mg, magnesium 30 mg, fosfor 39 mg, dan mineral lainnya. Kandungan inilah yang dipercaya dapat memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh.

Di Kota Medan, kedai kuliner buah durian Ucok milik Zaenal Abidin di Jalan KH Wahid Hasyim Nomor 30-32, begitu populer sebagai tempat penjualan buah durian durian berkualitas. Presiden Joko Widodo, seusai mengikuti serangkaian upacara adat pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution pada Sabtu (25/11/2017), sempat mengunjungi Kedai Durian Ucok dan memberikan komentar ”Kalau ke Medan tak makan durian, serasa ada yang kurang.” Ucok Zaenal Abidin, sudah bergelut dalam dunia kuliner durian sejak 34 tahun yang lalu. Ada dua rasa durian yang banyak diminati pembeli, yakni yang manis legit dan pahit. Rasa pahit menandakan kandungan alkoholnya lebih terasa.(suarabaru.id/bp)