blank
Amir Machud NS (Tengah) Ketua PWI Jateng, saat gelar puisi bersama Bawaslu beberapa waktu lalu.

DI BERANDA 2019

Puisi: Amir Machmud NS

 

angin pucat

menyapu negeri yang dibuat pucat

membalur menyuram langit

dan cahaya pun diremehkan

optimisme atau pesimisme

digoreng oleh tarikan kepentingan

 

kaubilang ini negeri tanpa harapan

dia bilang jangan hapus asa di depan

kaubilang hanya kau yang mampu

memperbaiki keadaan

dia bilang apa pun bisa kau nyinyirkan

 

katakan, katakan jujur

apa yang rakyat dapatkan

dari sengketa kata yang berkepanjangan

pelintiran logika yang tak berkemanfaatan

kau terus berputar-putar

dia memintalnya kembali memusar

kalian terus mengunyah

kau lengah dengan celah

dia hajar dengan pecah belah

ooo, Indonesia kita

 

berasakah kalian tentang kegelisahan

menghentikan liuk angin dengan panas setan

syahwat kekuasaan

mengatasnamakan rakyat

para penonton sandiwara

aneka panggung talk show yang memualkan

argumentasi polemik yang menyebalkan

 

siapa yang lalu menjaga

kebeningan bhineka

hakikat hidup dari akar indah

kau, dia, kita, mereka

yang sadar berbeda

tapi tak membelahnya

resapi, resapi orkestrasi keberagaman

tanpa sutradara

konduktornya naluri kata hati

 

di teras belakang 2018

ada yang menghampiri

mengajaknya pergi

datang dengan irama

yang sumbang memeta-metakan

 

di beranda 2019

sejuta gelisah menyambangi

kaukah itu yang menunggu

dengan aura dendam

diakah itu yang menyongsong

dengan narasi benci

kaukah itu yang berjalan

tanpa kegembiraan

diakah itu yang bertahan

mengabaikan keindahan?

 

hapuskan pucat negeri

tahun politik bukan setan

bukan horor yang dipetakan

katakan ia pesta

katakan ia habitat bersuara

katakan, kita ini bersusu kebhinekaan…

Semarang, 31 Desember 2018. (suarabaru.id)