blank
KORBAN : Tarmidi, paman korban, memperlihatkan foto keluarga Gino, warga Desa Pojokwatu, Kecamatan Sambong, Blora, korban tsunami di Anyer. Foto : Wahono

BLORA – Duka mendalam menimpa keluarga Gino, penduduk RT-03/RW-02 Desa Pojokwatu, Kecamatan Sambong, Blora, karena anak, istri dan mertuanya menjadi korban bencana tsunami Pantai Carita, Anyer di selat Sunda.

Tsunami yang menggulung pantai Carita pada Sabtu malam, 23 Desember 2018, membawa ratusan korban korban, diantaranya istri Gimo, Yulistiani serta anak pertamanya Reza Amelia ditemukan tim SAR dalam keadaan tidak bernyawa.

Jenazah Yulistiani,  Rabu pagi (26/12), dimakamkan pihak keluarga di pemakaman umum desa setempat, sementara Reza Amelia,  masih diindentifikasi tim DVI Polda Jateng.

Gino bersama putera keduanya bernama Kevin, dan mertuanya, Srikah, selamat dan sampai saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit (RS) setempat.

Tarmidi, Paman Gino, mengungkapkan keponakannya di Pantai Carita, Anyer dalam rangka liburan keluarga. Saat itu korban diundang salah satu keluarganya yang menjadi kontraktor di Jakarta berlibur di Pantai Carita.

Menurutnya, sediktinya ada 32 anggota keluarganya yang saat itu ikut berlibur pantai trersebut,  dan korban sendiri berangkat ke Jakarta pada Kamis malam (20/12), dengan naik kereta api (KA) dari Stasiun Cepu.

“Kamis malam berangkat dengan KA, semua  lima orang, dan saya yang ngantar metreka di stasiun Cepu, Blora,” ungkap Tarmidi saat berada di tumah Gino.

Sempat Telepon

Tarmidi menambahkan, setelah perjalan darat ke lokasi berjarak sekitar 780 kilometer, keluarga Gino bergabung dengan 32 anggota keluarga lainnya yang sedang berlibur di salah satu villa Pantai Carita.

Diperoleh informasi, dari 32 orang anggota keluarga, 26 ditemukan selamat dan luka-luka, sedangkan enam orang dinyatakan meninggal dunia (MD).

“Dua korban yang meninggal dari keluarga Gino, lainnya keluarga luar Blora,” beber Tarmidi.

Diungkapkan, sekitar pukul 19:00 WIB (Sabtu malam), Yulianti  masih sempat meneleponnya, juga telepon anak Tarmidi dengan sesekali diselingi guyonan dan izin mengakhiri pembicaraan via telepon katanya akan menyanyi.

Tarmidi mendapat kabar duka pertama kali dari saudaranya yang berada di Jakarta. Kemudian iapun mencari informasi mengenai kebenaran berita tersebut, namun belum tahu apakah warga Sambong ikut jadi korban.

“Setelah beberapa saat, dapat khabar resmi ternyata Gino dan keluarganya jadi korban tsunami Anyer, Yulistiani dan Reza anak pertamanya meninggal,” ungkap Tarmidi.(suarabaru.id/wahono)