blank
Sahrul Oktavian Ramadhan (Rama), tampil mendalang untuk kepyakan dirinya setelah menjalani pasinaon (kursus) dalang. Sekaligus untuk memeriahkan respsi Walimatul Kitan dirinya.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Siswa Sekolah Dasar (SD) yang menjalani kitan, jumlahnya banyak. Namun jarang ditemukan, bahkan dapat dikatakan langka, ada murid SD yang menjalani kitan dan kemudian melakukan kepyakan (wisuda) dalang. Sahrul Oktavian Ramadhan (12), yang akrab dipanggil Rama, Sabtu malam (22/12) sampai Minggu dinihari (23/12), tampil mendalang wayang kulit semalam suntuk, untuk melakukan kepyakan dirinya sebagai purnawiyata pasionaon (menandai berakhirnya pelatihan) mendalang. Ini dia lakukan, setelah sembuh menjalani kitan (Rejang Hernawa Supit).

Siswa Kelas VI SD Giritirto I Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, ini tampil mementaskan lakon Laire (lahirnya) Gatutkaca dalam pakeliran semalam suntuk. Itu dilakukan, untuk sekaligus memeriahkan resepsi Walimatul Kitan dirinya. Rama, adalah putra bungsu dari dua bersaudara pasangan suami-istri Purwanto (Lepo)-Sugiyanti warga Lingkungan Cubluk RT 1/RW 4, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. ”Rama, selama ini rajin menjalani gladhen (berlatih) mendalang di Sanggar Panji Wulung dan di Sanggar Saraswati, diasuh oleh guru dalang Ki Deres Wiyono,” ujar Budiyono (Paman Rama yang juga pandai mendalang). Karena itu, tibalah saatnya dilakukan kepyakan, yang momentumnya dilaksanakan bersamaan dengan resepsi Walimatul Kitan diri Rama sendiri. Pentas wayang kulit semalam suntuk ini, diawali dengan penyerahan tokoh wayang Gatutkaca dari Dalang Sepuh Ki Sular Gunacarito (Kakek Rama). Acara Walimatul Kitan yang dipadukan dengan kepyakan dalang bocah ini, berlangsung lancar dipandu oleh pembawa acara Agus Purnomo (Paman Rama) yang juga seorang budawayan Jawa.

Rama, sebagai dalang bocah, tampil menyajikan pakeliran dengan berupaya memenuhi unsur-unsur pedalangan yang meliputi catur serta sabet. Kekompakan peran para seniman pengrawit bersama trio waranggana (Sri Endah Laras, Yati Nurcahyaningtyas dan Esti Sarwosri) serta tim wiraswsara Gunardi Cs, memberikan dukungan penuh dalam ikut menyukseskan pentas. Banyak seniman pengrawit senior yang tampil mendukung pentas Rama, termasuk pengendang Slamet yang mahir memainkan 4 kendang sekaligus. Hadirnya trio waranggana dan tim wiraswara, ikut menyegarkan pakeliran dengan menampilkan aneka gending, tembang dan lagon yang menghibur penonton.

Dalam menyampaikan pengucapan, suara khas bocah masih kental dimiliki Rama. Namun demikian, dia berupaya menyajikan aspek catur secara maksimal. Baik saat menyajikan janturan, pocapan maupun ginem. Rama juga berupaya membangun dialog interaktif bernada gecul (jenaka) dengan waranggana, wiraswara, pengrawit dan penonton. Juga menyajikan ketrampilan sabet (gerak tampilan wayang) dalam aneka gaya dan polah, untuk menyajikan berbagai adegan yang atraktif dan demonstratif.  Hadirnya pembawa acara (MC) Agus Purnomo, ikut memberikan warna dalam pakeliran, utamanya ketika menyumbangkan tembang Jurang Jungkruk laras Pelog Barang.(suarabaru.id/bp)