blank
Ketua MUI Jateng Achmad Daroji (tengah) bersama KH Ali Mufis MPA (Kanan), KH. Muchyudin (kiri) saat memberikan keterangan pers menyikapi tahun politik 2019.

SEMARANG  – Memasuki tahun politik 2019, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah berencana mengundang dua tim kampanye masing-masing calon presiden dan wakil presiden dalam waktu dekat. “Untuk mempererat silaturahmi antarumat di tahun politik, dan terkait menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 dan pemilihan umum legislatif 2019,” kata Ketua MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji di Masjid MAJT, Kamis (20/12).

MUI, lanjut KH Darodji, memandang perlu mengundang kedua belah pihak agar pelaksanaan demokrasi berjalan kondusif. ”Agenda tersebut menjadi refleksi akhir tahun 2018 program MUI Jateng, termasuk menyikapi semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019,” katanya.

Darodji menambahkan, silaturahmi harus terus dijaga dan dipelihara, terutama pada tahun-tahun politik agar umat tidak mudah tercerai berai hanya karena berbeda pandangan dan pilihan politik.

“Kegiatan itu rencananya digelar awal Januari tahun depan. Ya, mengundang kedua tim kampanye. Sebenarnya kalau bisa sebelum kampanye, tetapi kan sudah masuk masa kampanye,” katanya.

Dia menyayangkan maraknya ujaran kebencian di tahun-tahun politik, terutama melalui media sosial, sehingga perlu dibekali pemahaman tentang bermedsos secara bijaksana dan bermartabat. “Bagaimana bermedsos secara bijak, penting ini. MUI sudah melakukan kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, termasuk Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang,” katanya.

Untuk program selama tahun 2018, Darodji mengatakan banyak program keumatan yang ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat, seperti Beranda Ulama dan Ulama Menyapa di media massa.

Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jawa Tengah KH Ali Mufiz mengingatkan seluruh rakyat menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab pada Pemilu dan Pilpres 2019.

“Tahun depan kan berlangsung Pilpres maupun Pemilu. Semua rakyat diharapkan menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab supaya kegiatan demokrasi itu berjalan dengan damai dan beradab,” katanya.

Artinya, kata dia, tujuan politik dan berdemokrasi tercapai, tetapi tidak sampai menggoyahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dijalin erat selama ini.

“Makanya, saya usul MUI Jateng mengumpulkan tim kampanye dari kedua belah kubu. Ya, untuk saling mengingatkan bagaimana bertindak secara baik dan santun,” kata mantan Gubernur Jateng itu.

Ali juga menyayangkan berkembangnya ujaran kebencian yang disalurkan melalui medsos yang justru membuat kekacauan dan perseteruan antarkomponen masyarakat.

“Kalau tidak bisa berbicara baik, lebih baik diam. Kalau tidak bisa menulis dengan baik, ya jangan asal menulis. Akhiri kekacauan, konflik, dan perseteruan supaya kehidupan pada 2019 lebih nyaman dan lebih baik. Bagaimana bersaudara tanpa melihat perbedaan agama dan budaya,” katanya.(suarabaru.id/sl)