blank
Ribuan Peserta bersiap lari Semarang 10 K

SEMARANG-Ketangguhan atlit asal  Kenya, Afrika Timur belum ada tandingnya, mereka memborong hampir semua nomor di berbagai event internasional, seperti Borobudur Marathon 18 Nopember 2018 dan kini tetap mendominasi podium pada lomba lari Semarang 10K  yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (16/12).

Juara pertama Semarang 10K diraih oleh James Gikunga Karanja dari Kenya dengan catatan waktu tercepat yakni 31 menit 56 detik yang disusul Samson Karega Kamau serta Charles Kipkorir Kipsang pada posisi kedua dan ketiga. Untuk juara pertama kategori perempuan Semarang 10K diraih oleh Jackline Nzivo dengan catatan waktu 37 menit 29 detik dan disusul Elizabeth Wanza 38 menit 45 detik, sedangkan pelari Indonesia Elmi Rahmiyati harus puas berada di posisi ketiga dengan waktu 50 menit 27 detik.

Lomba lari Semarang 10K yang digelar dengan mengusung konsep “sportourism” dan diikuti 2.000 pelari dari enam negara termasuk Indonesia tersebut berjalan sukses. Adapun rute yang dilewati peserta Semarang 10K adalah Jalan Pemuda-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan MT Haryono-Kawasan Kota Lama, dan kembali ke Jalan Pemuda, tepatnya di Balai Kota Semarang.

blank
Walikota Semarang Hendrar Prihadi didampingi Komisaris PT Pesona Indah Gets (Gets Hotel) Liem Chie An memberikan aba strat.

Selain bangunan bersejarah di kawasan Kota Lama Semarang, para peserta juga disuguhi atraksi budaya khas Jateng di beberapa titik sepanjang rute lomba Semarang 10K yang berjarak 10,19 kilometer itu.

Komisaris PT Pesona Indah Gets (Gets Hotel) Liem Chie An selaku salah satu penyelenggara Semarang 10K mengistilahkan lomba lari tahun ini sebagai ombak pertama yang berhasil menyedot ribuan peserta.

Menurut dia, Semarang 10K bukan hanya lomba lari, tapi juga mengajak peserta mengenal lokasi yang menarik di Kota Semarang seperti kawasan Kota Lama.

“Persiapan Semarang 10K relatif pendek, tapi selanjutnya akan lebih bagus dengan persiapan yang lebih matang,” katanya.

Liem Chie An berharap pada Semarang 10K berikutnya lebih banyak kategori yang dilombakan dengan peserta yang lebih banyak lagi.

Project Leader Semarang 10K Chatarina Rini menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Kota Semarang atas terselenggaranya lomba lari bertaraf internasional ini.

“Berkat kerja sama Pemkot Semarang, Harian Kompas, Gets Hotel, dan Polri-TNI, serta masyarakat yang sedikit terganggu kelancaran lalu lintasnya, Semarang 10K bisa terselenggara dengan lancar,” ujarnya.

Berbeda dari lomba lari lainnya, kata dia, Semarang 10K akan melalui rute yang mewakili akulturasi budaya, napak tilas sejarah hingga kemegahan arsitektur bangunan zaman Belanda seperti bangunan Lawang Sewu dan Gereja Gedangan.

blank
Sejumlah Pelari asal Afrika Menjuarai Semarang 10 K

Lari dan Berwisata

Semarang 10K yang digelar Mingu pagi (16/12) terselenggara atas kolaborasi Pemkot Semarang dengan Harian Kompas dan disponsori oleh Gets Hotel serta Bank Jateng. Bahkan ribuan warga menyambut ramah terhadap para peserta.

Antusiasme  para pelari nampak begitu tinggi, mereka berasal dari berbagai daerah baik nasional mau pun internasional. Lomba lari Semarang 10K berbeda dengan lomba lari lainnya karena rute yang dilalui mewakili akulturasi budaya, tapak tilas sejarah hingga kemegahan arsitek khas Semarang, terutama gedung-gedung tua yang menjadi destinasi wisata bersejarah.

Tidak hanya itu, para peserta juga disuguhkan atraksi budaya khas Jateng yang ditampikan pada beberapa titik sepanjang rute lomba, hingga sambutan ramah ribuan warga yang memadati di tepi jalan sepanjang rute lomba itu ikut mewarnai.

Rute lomba  dari Jalan Pemuda –Simpanglima, Jalan MT Haryono hingga Kawasan Kota Lama membuat peserta semakin semangat tanpa merasa lelah. Betapa tidak, sepanjang lintasan peserta dapat menikmati ragam  bangunan kuno bersejarah seperti gereja Gedangan yang dibangun pada 1870 dan Gedung Lawang Sewu yang didirikan pada awal 1900.(suarabaru.id/sl)