blank
SERIUS : Bupati H. Djoko Nugroho, saat hadir dan serius melihat dari dekat program pemasangan kaki serta bantuan untuk tanan palsu penyandang disabilitas di kantor Bappeda Blora. Foto : Wahono

BLORA – Perhatian, memotivasi dan dukungan banyak hal kepada penyandang disabilitas diberikan oleh Pemkab Blora. Bahkan masyarakat di kabupaten penghasil kayu jati ini sangat ramah dengan para difabel. Tanpak nyata selama ini, masyarakat Blora sangat dekat, dan hidup berdampingan dengan kaum difabel, tidak ada saling membedakan, hidup rukun, familier serta saling mendukung di banyak hal.

“Blora sangat layak disebut kabupaten ramah disabilitas,” beber Bupati Blora H. Djoko Nugroho melalui Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P3A), Sri Handoko, Minggu (16/12).

Sejauh ini dukungan Pemkab terhadap para penyandang difabel (keterbasan diri), semakin nyata, antara lain perkantoran (OPD) disiapkan ruang pelayanan khusus. Tidak hanaya  ruang pelayanan, kantor-kantor (OPD baru) di Blora disesuaikan dengan kebutuhan para disabilitas, termasuk pembangunan trotoar, dan ruang publik. “Nanti di tahun anggaran  (TA) 2019, Pemkab siapkan anggaran bantuan tangan palsu, kaki palsu dan dukungan lainnya,” tambah Sri Handoko.

Bahkan fasilitas kursi roda untuk difabel, sudah sejak lama disiapkan di kantor Dinsos P3A, bila ada permintaan tinggal mengirimkan, tambahnya lagi.

Dirikan UKM

Data dari Difabel Blora Mustika (DBM) yang diketuai Ghofur, disebutkan sementara ini warga difabel (disability) di kabupaten palting timur Provinsi Jateng, terdapat sekitar 786 penyandang difabel, dan tergabung dalam DBM. Kepala Dinsos P3A, Sri Handoko, membenarkan data DBM tersebut. Namun perkiraan masih ada sekitar 630-an yang masih belum terdata.

“Tahun depan, kami akan update data, bekerjasama dengan DBM dan pihak-pihak terkait,” kata Sri Handoko.

Perlu diketahui, DBM adalah kelompok yang anggotanya menyandang disabilitas dan kusta. Didirikan pada 2011, memiliki usaha kecilmenengah (UKM) dipimpin Ghofur dan Kandar. Ghofur (33) adalah warga Kamolan, Blora. Kedua kakinya diamputasi karena tertimpa musibah sengatan listrik. Sementara Kandar (58) diamputasi pada kedua tangannya.

Beranjak dari pengelolaan yang serba sederhana, kini UKM milik DBM telah memproduksi puluhan motif batik tulis, motif batik cap dan usaha mandiri lainnya. Bahkan pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2018 tingkat Kabupaten Blora, baru-baru ini, digelar acara menarik,meriah, dan penuh rasa kasih sayang di gelar pendapa kabupaten setempat.

Bupati Djoko Nugroho hadir di acara tersebut, dan merasa bangga sekaligus tersentuh untuk terus memberikan perhatian untuk perkembangan serta masa depan kaum difabel, termasuk perhatian lebih pada SLB di Blora.(suarabaru.id/wahono)