blank
Pemugaran rumah janda miskin yang tak layak huni ini, diprakarsai oleh prajurit TNI dari Koramil-22 Slogohimo Kodim 0728 Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Personel TNI yang berdinas di Koramil-22 Slogohimo Kodim 0728 Wonogiri, tampil memprakarsai pemugaran (bedah) rumah milik janda miskin. Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang dipugar adalah milik Nenek Jainah (75) warga Dusun Ngemplak RT 1/RW 8 Desa Made, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Pengerjaan pemugaran dilakukan melalui karya bakti bersama pamong desa dan warga masyarakat, diprakarsai oleh prajurit TNI dari Koramil-22 Slogohimo, yakni Koptu Awaludin dan Koptu Sujoko.

Pengerjaan pemugaran rumah, ini dilakukan bersama pamong desa dan warga masyarakat. Perbaikan rumah ini, mendapatkan dana bantuan stimulan dari Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Kecamatan Slogohimo sebesar Rp 7 juta, ditambah bantuan dari donatur Rp 3 juta. Bantuan dana untuk pembelian bahan bangunan, yang selanjutnya perbaikannya didukung kerja bakti gotong royong, demi mewujudkan pemugaran rumah berukuran 10 x 8 Meter tersebut agar layak huni.

Dari Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, dilaporkan, kerja bakti bedah (pemugaran) rumah untuk memperbaiki hunian Nenek Saliyem (79) di Dusun Bulu RT 1/RW 3 Desa Baleharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, diwarnai kisah pilu. Warga yang melakukan kerja bakti gotong royong, tanpa sengaja telah ikut membakar pula uang simpanan Rp 4,5 juta milik tuan rumah. Itu terjadi, karena uang simpanan Nenek Saliyem dikira sampah. Sebab disimpan di senik (bakul) bersamaan dengan sampah.

Penduduk yang membersihkan rumahnya, tanpa sengaja ikut pula membakar uang lembaran kertas pecahan seratusan ribu rupiah milik Nenek Saliyem. Mengetahui uang simpanannya terbakar, mendadak Nenek Saliyem menangis sesenggukan dan beberapa kali mengalami pingsan. Ketika sampah yang dibakar ada uangnya, segera api dipadamkan, tapi kondisi uang sebagian telah terjamah api.

Camat Eromoko Danang Erwanto berinisiasi untuk dapat menukarkan lembaran uang yang sebagian terbakar tersebut ke Bank Indonesia (BI). Namun usaha ini gagal, karena BI menolak menukarnya, sebab kerusakan uang dinilai lebih dari 60 persen.(suarabaru.id/bp)