blank
Bekas Stasiun Kebonpolo, Kota Magelang, yang saat ini menjadi subterminal angkutan kota, (Suarabaru.id/dh)

 

MAGELANG- Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito siap mengeluarkan rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait rencana pengaktifan jalur kereta api Semarang-Jogja. Hal itu berkaitan dengan dampak ekonomi yang sangat bermanfaat bagi warga Magelang.

‘’Kalau memang Kemenhub menunggu rekomendasi kepala-kepala daerah yang dilalui jalur rel, tentu saya pastikan akan memberikan rekomendasi itu,” ujarnya  kemarin.

Pertimbangannya, dampak ekonomi dari aktifnya jalur kereta api akan sangat besar bagi masyarakat. Termasuk dampak bagi sektor pariwisata dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur sebagai magnet utamanya.

‘’Perputaran ekonomi akan makin bergairah, karena akses menuju ke Magelang lebih mudah dan efisien. Termasuk pergerakan wisatawan bisa meningkat signifikanm,’’ katanya.

Soal pembebasan lahan, lanjut Sigit, memang tidak dipungkiri harganya akan mahal. Menurutnya, hal itu tidak menjadi masalah, karena demi kemajuan daerah dan kemaslahatan masyarakat.

‘’Saya ingin stasiunnya di sekitar Terminal Tidar sehingga bisa  terintegrasi. Saya ingat di Amerika Serikat ada stasiun dan terminal menjadi satu, sangat bagus dan nyaman untuk penumpang. Semoga  stasiun di Kota Magelang akan seperti di Amerika Serikat itu,’’ harapnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang, Suryantoro mengutarakan, Pemkot Magelang mendukung adanya jalur kereta api Semarang-Jogja tersebut. Apalagi, melewati sebagian wilayah kota ini dengan stasiun berada di area Terminal Tidar.

‘’Dari hitungan Kemenhub, luas lahan yang akan digunakan sebanyak 7,762 hektar. Jalurnya kemungkinan melewati dua wilayah, yakni Kecamatan Magelang Selatan dan Magelang Tengah,” tuturnya.

Dia menuturkan, lahan seluas itu penggunaan paling besar untuk areal parkir (3,557 hektar), lalu area hutan (2,015 hektar) dan kebun (1,010 hektar). Pihaknya siap membantu Kemenhub dalam proses pembebasan lahan ini.

‘’Kami mendukung jalur kereta karena dapat mengangkut barang, utamanya pasir. Kemenhub sudah menghitung tahun 2026 nanti jumlah pasir yang dapat diangkut 124.365,03 ton/tahun atau 461 ton/hari,” paparnya.

‘’Setelah beroperasi bisa diatur angkutan pasir wajib dengan kereta api. Kalau ini bisa terjadi, maka kerusakan jalan raya  bisa diminimalisir,” ungkapnya. (Suarabaru.id/dh)