blank
Kegiatan pelatihan montir sepeda motor yang diselenggarakan Disnaker Kota Magelang, (Suarabaru.id/dh)

 

MAGELANG- Sejak tahun 2016 Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang rutin melaksanakan program pelatihan kerja bagi para pencari kerja. Program tersebut menjadi salah satu kunci sukses penurunan angka pengangguran di Kota Magelang.

Kepala Disnaker Gunadi Wirawan mengatakan, berdasarkan rilis yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada  5 November 2018,  angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Magelang tahun 2018 mengalami penurunan.

‘’Ini keberhasilan dan sinergitas kinerja pembangunan daerah.  Antara lain program/kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) yang terarah dan melibatkan/menggerakkan warga masyarakat,’’ katanya kemarin.

Selain itu, kegiatan pelayanan/fasilitasi Disnaker Kota Magelang fokus pada penganggur dan pencari kerja, serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial untuk mendukung penurunan angka kemiskinan di kota ini.

Gunadi menuturkan, berdasarkan rilis dari BPS, angka TPT Kota Magelang menurun dari sebelumnya 6,88 persen pada tahun 2017 menjadi 4,88 di tahun 2018. Dihitung menggunakan rumus jumlah penganggur dibagi jumlah angkatan kerja dikalikan 100 persen. ‘’Angka ini merupakan angka penurunan tertinggi di Jawa Tengah,’’ ungkapnya.

Sedang tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kota Magelang meningkat dari 65,32 persen tahun 2017 menjadi 68,64 persen di tahun 2018. Dihitung berdasarkan rumus jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk usai kerja dikalikan 100 persen.

‘’Kenaikan TPAK ini tertinggi diantara kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat daya saing SDM Kota Magelang mampu berpartisipasi/bekerja di dalam dan luar daerah mengisi keberhasilan pembangunan dan kebijakan pemerintah,’’ ujar Gunadi.

Pelatihan kerja yang menjadi program rutin Disnaker meliputi berbagai bidang pekerjaan. Mulai dari bahasa, basic office, tata boga, busana, montir sepeda motor, spa dan sebagainya.

‘’Pelatihan ini kita sesuaikan dengan kebutuhan para pencari kerja,’’ terangnya.

Adapun waktu pelatihan bervariasi, mulai 10 hari hingga 30 hari. Para peserta pelatihan akan diberikan fasilitas hingga kesempatan magang kerja.

‘’Pelatihan ini kita tindaklanjuti dengan magang di tempat kerja. Bagi pekerja yang memiliki kemampuan bagus dan berkompeten, bisa langsung bekerja,’’ tuturnya.

Pada November 2018, lanjut Gunadi, pelatihan yang dilaksanakan yakni montir sepeda motor (16 orang peserta), penjahit bordir (16 peserta) dan pelatihan spa (10 peserta).

‘’Dari pelatihan kerja semacam ini kita mampu menyalurkan pencari kerja sekitar 300 orang per tahun,’’ jelasnya. (Suarabaru.id/dh)