blank
Ibrahim Conteh (kanan/dok)

BANGKALAN – Meski hanya meraih satu poin di kandang Madura United pada laga pekan ke-32 Liga 1, Senin (26/11), Pelatih PSIS Semarang Jafri Sastra memuji penampilan skuadnya yang bekerja keras selama 90 menit. Jafri menyebut apa yang dilakukan Hari Nur Yulianto dan kolega dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2 itu sebagai laga tandang terbaik musim ini. Permainan Laskar Mahesa Jenar lebih bagus saat menang dramatis dengan skor 3-2 atas PSMS Medan di Stadion Teladan pada pekan ke-21.

”Ini partai away terbaik dari anak-anak. Kami sempat unggul dua kali, tapi sayang pada menit-menit akhir kami kena hukuman penalti sehingga tidak jadi membawa tiga poin,” ujar Jafri. Satu angka di Stadion Gelora Bangkalan tersebut tetap dia syukuri. Sebab, Hari Nur dan kawan-kawan mampu memastikan diri bertahan di Liga 1 musim ini dengan raihan total 43 poin, dan masih menyisakan dua laga. ”Satu poin juga jadi perjuangan anak-anak. Saya berikan apresiasi atas permainan yang sangat baik dan efektif di lapangan. Terkait wasit ada ranahnya. Biar orang-orang wasit saja yang menilai. Saya komentar soal taktik dan strategi, biar wasit yang menilai di PSSI,” jelasnya.

Menjalani 34 pertandingan, pelatih berlisensi kepelatihan A AFC ini melihat permainan skuadnya bertambah baik dari laga ke laga. Pengalaman bertanding dengan tim-tim kuat membuat sebagian pemain debutan yang ada di tim sudah masuk menjadi pemain kelas satu di kompetisi teratas. ”Di pengujung kompetisi, kami bisa tampil seperti apa yang diinginkan. Poin adalah hal yang pokok bagi kami sejak pertengahan musim lalu. Itu yang menentukan dan membuat kami terhindar dari degradasi. Alhamdulillah dengan hasil yang sekarang kami bisa nyaman di klasemen,” tutur Jafri.

Bersama pelatih berusia 53 tahun ini, Mahesa Jenar meraih 23 poin dari 12 partai. Hal itu lebih baik dibanding saat ditangani Vincenzo Alberto Annese yang hanya meraih 20 angka dari 20 pertandingan awal musim. Jafri masih akan berkonsentrasi dalam dua pertandingan tersisa. Dia ingin timnya terus berbenah untuk memperbaiki posisi di papan tengah.

”Kunci lolos degradasi adalah kami tampil rileks dan bertanggung jawab pada pekerjaan yang mereka nikmati. Setelah semua itu menyatu, kami bisa bangkit dari keterpurukan,” tandasnya. Sementara Pelatih Madura United Gomes de Oliviera menyatakan puas dengan penampilan skuadnya. Dia juga mengakui pemainnya masih kehilangan konsentrasi yang membuat lawan bisa mencetak gol. ”Kami tertinggal dan berusaha keras membalas. Akhirnya, kami bisa mengejar lewat gol penalti pada menit akhir. Ke depan kami ingin lebih baik lagi,” kata Gomes. (rr)