SEMARANG – “ Selamat pagi ibu-ibu. Sehat semua ya.” Kalimat itu diucap dengan lantang, keras, penuh wibawa dan akrab oleh Iin Tazkiyyatul saat praktik bicara di depan massa yang seolah berjumlah 500 orang. “Kampanye” itu merupakan simulasi public speaking pada acara “Orientasi Upaya Perempuan dalam Pengambilan Keputusan “ di Hotel Home 21 – 23 /11 yang diselenggarakan oleh DP3A Pengendalian Penduduk dan KB Jateng. Sebagai tutor, trainer Muhammad Amin.
Para Caleg dan aktivis perempuan sebelumnya juga mendapat pembekalan tentang politik oleh Teguh Yuwono dari Undip, permasalahan gender oleh Evi Widowati dari Unnes, Widy Heryanto dari Pattiro Jakarta.
“Jika pria terjun ke politik pada umur 30 tahun, perempuan biasanya pada 40 tahun , karena harus mengerjakan tugas domestik, mengurus rumah tangga, melahirkan, mengasuh anak dsb”, kata Teguh Yuwono Perempuan tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan berbagai sumberdaya seperti uang, kemampuan, pengalaman.Dengan melihat kekurangan itu perempuan perlu selalu meningkatkan diri agar bisa berkompetisi dengan caleg laki-laki. tandas Teguh Yuwono.
Kerja Keras
Sementara itu Evi Widowati menyajikan data anggota legislatif perempuan belum mencapai 30% seperti yang diharapkan. Pada saat pencalonan partai sudah memenuhi persyaratan caleg perempuan 30%. Namun dalam pemilu tidak semua lolos. Jumlah anggota legislatif perempuan di DPRD Jateng 23, sementara laki-laki 77. “Artinya anggota legislatif perempuan 23%”, tandas Evi Widowati.
Perempuan perlu membekali diri antara lain dengan ketegasan, berani mengambil keputusan, kerja keras, mampu membangun empati,kreatif dan selalu ingin maju.
Hak Ibu
Caleg perempuan diingatkan untuk memperjuangkan lima hak ibu oleh Widy Heryanto dari Pattiro yaitu hak untuk hamil, melahirkan, menyusui, merawat bayi dan mengasuh anak. “Lima hak itu sebagai kebenaran yang perlu dilindungi dengan undang-undang dan peraturan, serta ketaatan” kata Widy.
Kegiatan selama tiga hari itu menurut Sri Winarna, Plt Kadin PPPA Pengendalian Penduduk dan KB Jateng,saat membuka acara, merupakan upaya tercapainya kesetaraan gender , memberdayakan kaum ibu dan perempuan sesuai tujuan dasar dari Sustainable Development Goals (SDG’s) 2015 – 2030. Acara ditutup oleh Erik Kristiyana, Kabid Data dan Parmas .(suarabaru.id/hm)