blank
DI JALAN : Anggota Polsek dan petugas medis Puskesmas Jiken, mengevakuasi jenazah Paridjah yang ditemukan tewas di jalan kawasan hutan, Rabu pagi tadi. Foto : Wahono

BLORA – Penduduk Desa Ketringan, Rabu (21/11) pagi tadi, digegerkan adanya temuan mayat wanita tergeletak di jalan kawasan hutan masuk  Desa Ketringan, Kecamatan Bogorejo, Blora.

Kondisi mayat sudah kaku diperkirakan meninggal beberapa jam sebelum ditemukan warga. Indentitas mayat diketahui bernama Paridjah (70), warga RT-02/RW-01 Nglamping, Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Blora.

“Ternyata mayat di jalan hutan itu mbah Parijah, umurnya sekitar 70-an tahun,” kata Subatah (63), warga Bogorejo.

Subatah melanjutkan, mayat ditemukan kali pertama oleh lelaki yang tengah berburu di hutan, selanjutnya dilaporkan ke perangkat Desa Ketringan, dan informasi dengan cepat menyebar luas di masyarakat.

Mendengar informasi ada mayat wanita, warga langsung berdatangan ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melihat dari dekat keberadaan mayat itu, hingga akhirnya diketahui bernama Paridjah.

Salah satu anggota keluarganya  korban, Jaki (60, membenarkan wanita yang meninggal di tengah jalan kawasan hutan itu adalah Paridjah. Sebelum meninggal, korban sering jalan tanpa tujuan, sudah tua, dan linglung.

Tanpa Tujuan

Mendapat laporan ada temuan mayat, sejumlah anggota Polsek dan petugas medis Puskesmas Jiken, tiba di TKP untuk melakukan pemeriksaan serta evakuasi.

Hasil pemeriksaan petugas medis, Paridjah diperkirakan meninggal karena sakit jantung, adanya sedikit luka di bagian punggung, diduga akibat terjatuh saat korban tidak sadarkan diri.

Selanjutnya, jenazah nenek Paridjah diangkut dengan mobil operasional Polsek Jiken untuk dikirim ke rumah keluarganya, RT-02/RW-01 Dukuh Nglamping, Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Blora.

Kapolres Blora AKBP Saptono melalui Kapolsek Jiken Iptu Putoro Rambe, membenarkan ada temuan mayat wanita di jalan kawasan hutan masuk Desa Ketringan bernama Paridjah.

Korban usia 70 tahun, kondisinya sudah linglung, dan dalam kesehariannya keluar rumah pergi tanpa tujuan yang jelas. Paridjah meninggal karena sakit jantung.

“Jenazah sudah dikirim ke keluarganya, siang ini dimakamkan di pemakaman umum Nglaping,” jelas Iptu Putoro Rambe.(suarabaru.id/wahono)