blank
Penampakan rumah dinas baru wakil bupati Blora.(Foto: SB/wahono)
BLORA  Meski hanya dibangun bagian gapura depan model bata merah natural, penampilan rumah dinas wakil bupati (wabup) Blora tampak semakin keren, artitis, dan terlihat lebih menonjol nilai sejarahnya, Minggu (4/11).
 Bangunan bersejarah (heritage) eks rumah dinas bupati (lama) di jalan Pemuda 15A, Kota Blora, memang hanya mendapat perbaikan untuk gapura dan pagar depan, sementara fisik rumah masih bangunan aslinya.
 Lantas oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, asset yang berlokasi sekitar 25 meter dari kantor bupati itu mulai ditata, namun bangunan induknya hanya dibenahi padabagian tertentu, termasuk penggantian atap genting.
 Pagar lama yang menyambung dari barat hingga tembok Apotik Sukawaras milik Pemkab setempat, dibongkar total untuk dibuat pagar baru yang artistik, agar bangunan kuna di dalamnya tidak hilang nilai historisnya.
 Diperoleh informasi, asset di jalan Pemuda 15A, Kota Blora, terakhir digunakan oleh Bupati Srinbardi (alm), sebelum Pemkab membangun rumdin baru di utara alun-alun untuk kali pertama ditempati Bupati H. Soemarno (alm).
Sempat Mangkrak
 Gedung eks peninggalan Koloni Belanda itu, sempat mangkrak bertahun-tahun, lantas dimanfaatkan untuk kantor Bappeda. Setelah kantor Bappeda menempati gedung baru di kompleks GOR Mustika, asset itu kembali kosong.
 Diberitakan sebelumnya, setelah sempat kosong dan menganggur beberapa tahun, bangunan itu kembali hidup setelah ditempati selama lima tahun sebagai rumah dinas Wakil Bupati H. Abu Nafi (2010-2015).
 Setelah Wabup Abu Nafi habis masa jabatannya, bangunan yang diproyeksikan untuk aktivitas Dekranasda kabupaten tidak berjalan sesuai rencana, dan kembali kosong sekitar 1,5 tahun.
 Bangunan kuna yang disebut-sebut anker itu, kini kembali dihidupkan untuk rumah dinas Wabup Blora H. Arief Rohman, pejabat yang sebelumnya menempati eks rumdin Ketua DPRD di Kelurahan Kunden, Kecamatan Kota Blora.
 Untuk penataan pagar dan halaman depan, menurut Kabag Umum Setda Blora, Ngaliman, disediakan dana sekitar Rp 225 juta. Bagian dalam bangunan, ditambah gazebo, dan fasilitas pendukung lainnya.
 “Rumah induk masih asli, hanya penataan ringan seperti atap, dan pengecatan,” tambah Ngaliman.(Suarabaru.id/wahono)