blank
Aparat dari Polsek Nguntoronadi Polres Wonogiri bersama tim medis dari Puskesmas dan pamong desa, melakukan pemeriksaan ke Beli Sono, terkait dengan temuan wanita tewas di tempat tersebut.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Ny Sukiyem (68), seorang wanita warga asal Dusun Sono RT 1/RW 8, Desa Ngadipiro , Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Sabtu pagi (3/11), ditemukan tewas tenggelam di kolam penampungan sumber mata air (Belik) Sono. Penyebab kematiannya, masih diselidiki aparat kepolisian. Tapi diduga keras, korban terpeleset ke kolam berkedamalam sekitar 2 Meter, ketika akan mandi pagi.

Kapolres Wonogiri AKBP Robertho Pardede dan Kapolsek Nguntoronadi AKP Diyatno, melalui Kasubag Humas Polres Kompol Hariyanto, menyatakan, korban merupakan wanita kelahiran Wonogiri Tanggal 16 Januari 1950. Tragedi kematian Ny Sukiyem, pertamakali diketahui oleh Saksi Dendi (24), warga Dusun Sono RT 1/RW 8, Desa Ngadipiro, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.

Dendi, kepada petugas, menyatakan, pagi itu seperti biasa datang ke Belik Sono, untuk mandi. Betapa kagetnya, dia menemukan ada wanita yang tewas di Belik Sono. ”Kecuali kaget, saya juga takut karena tidak seperti biasanya ada orang tenggelam di Belik Sono,” ujarnya.
Lantaran merasa takut, Dendi bergegas mendatangi rumah rekannya yang juga masih terhitung tetangga satu RT, yakni Agus Setyawan (30), untuk memberitahukan kalau di Belik Sono ada orang tewas tenggelam. Khabar temuan orang mati di Belik Sono ini, segera diberitahukan kepada para tetangga dan kepada pamong desa, serta diteruskan ke Polsek Nguntoronadi.

Peresonel Polsek Nguntoronadi segera datang ke lokasi, untuk melakukan penanganan dan pemeriksaan bersama tim medis dari Puskesmas, personel TNI dari Koramil, dan pamong desa. Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mencurigakan ke arah tindak penganiayaan atau pembunuhan. Disimpulkan, kematian korban karena terpeleset dan tenggelam di kolam penampungan sumber air Belik Sono.

Pihak keluarga kepada petugas dan tim medis Puskesmas Nguntoronadi, menuturkan, kalau korban semasa hidupnya mengidap sakit hipertensi atau darah tinggi. Ada dugaan, saat mandi pagi ke Belik Sono, medadak sakitnya kambuh dan terpeleset serta tenggelam di kolam penampungan air Belik Sono. Dia tewas, karena tidak segera memperoleh pertolongan, karena saat itu Belik Sono masih sepi kunjungan warga.(suarabaru.id/bp)