blank
Iktamala Silmia

SEMARANG – Iktamala Silmia, mahasiswi Kedokteran Umum Unissula berhasil menyabet juara 2 lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) cabang Hifdzil Quran 10 juz tingkat mahasiswa se Pulau Jawa yang diadakan oleh Unversitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta 20 Oktober 2018 lalu. Ia berhasil menyisihkan puluhan peserta yang berasal dari berbagai kampus negeri maupun swasta di regional Jateng, Jabar, Jatim, dan DIY.

Even yang mengangkat tema “Generasi Milenial Berjiwa Qur’ani Wujudkan Indonesia Emas” ini, melombakan 5 cabang yakni hifdzil Quran, tilawatil Quran, tartilil Quran, syarhil Quran, dan fahmil Quran. Silmi mengaku senang dan tidak menyangka mendapatkan juara karena persaingan yang berat.

“Alhamdulillah berkat doa orang tua, saya bisa.” Ia menuturkan untuk lomba ini ia tidak memerlukan persiapan khusus. “Seperti biasa, setiap hari saya murajaah, minimal sehari 2 kali setiap bada subuh dan bada maghrib. Di pesantren mahasiswa Unissula ada kelas khusus tahfidz yang dibimbing oleh ustadz Agus Irfan,” ungkapnya.

Ketika sesi perlombaan, ia menjawab 3 pertanyaan dari juri dengan baik. Menurutnya, di antara aspek penilaian adalah kelancaran dan kefasihan. “Sebelum maju lomba, saya mempersiapkan dan mengingat-ingat beberapa kata kunci pada ayat-ayat yang mirip dalam juz 1-10, Alhamdulillah bisa meneruskan ayat dengan lancar.” Atas prestasinya ini, ia mendapatkan hadiah trofi, sertifikat, serta uang pembinaan.

Di tengah kesibukannya kuliah di Fakultas Kedokteran Unissula dan nyantri di Pesantren Mahasiswa Sultan Agung, ia menuturkan masih bisa menjaga hafalan Qurannya. “Menjaga Alquran tergantung cara menghafal. Jangan terburu-buru, harus pelan-pelan, tartil, menghayati,” kata penerima beasiswa tahfidz Alquran Unissula ini.

Ia juga membagi tips untuk para mahasiswa yang ingin menghafalkan Alguran, jangan takut untuk memulai. “Setidaknya membaca Alquran sehari selembar, karena dengan terus membacanya akan lapang hatinya. Selain itu perlu adanya pembimbing dan ikut komunitas agar bertambah semangat dalam menghafalkan. Namun, jika merasa tidak sanggup menghafal, membaca secara rutin saja itu sudah bagus,” ungkap Silmi yang telah mengkhatamkan hafalannya sejak lulus SMA ini.

Simi mengaku baru mengikuti kompetisi tahfidz Quran setelah kuliah di Unissula, secara bertahap. “Awalnya saya mengikuti lomba tahfidz di tingkat pesantren, kemudian ke tingkat universitas, lalu naik ke tingkat Semarang, dan ini Alhamdulillah diberi amanah lagi di tingkat Jawa.” Ia mengatakan ingin ikut kompetisi lagi dan menambah prestasi, agar bisa mengharumkan nama Unissula.(SuaraBaru.id)