blank
SASANA RAMBO: Petarung MMA Sasana Rambo 4294 Semarang (depan kiri-kanan) Nurdiono, Muammar Khaddafi, Sutrisno berfoto bersama dengan pelatih dan Ketua Sasana Rambo 4294 Didik Hartanto (berdiri/kedua kiri). (dok)

SEMARANG – Petarung Sasana Rambo 4294 Semarang kembali tampil pada ajang One Pride MMA yang akan berlangsung di BRI Arena Jakarta, Sabtu (3/11). Kali ini tiga petarung sasana yang ada di Jl Bintoro III Semarang itu akan unjuk kebolehan di oktagon. Mereka adalah Sutrisno, Muammar Khaddafi, dan Nurdiono. Ketiganya menyatakan optimistis mampu mengalahkan lawan-lawannya.

Sutrisno akan tampil pada kelas 56,7 kg melawan Adi Rominto Manurung (Sasana Edison Manurung Medan). Muammar Khaddafi bertemu Rully Kamare (Sasana Syena Manado) pada kelas 61,2 kg. Adapun Nurdiono jumpa Imam Mastur (Sasana BBJ Kediri). Jika mampu memenangi pertarungan, peluang melawan juara bertahan semakin terbuka. Salah satu petarung Sasana Rambo 4294 Sutrisno mengaku telah mempelajari gaya bertarung Adi Ruminto Manurung. Baik melalui rekaman video maupun melihat saat tampil di One Pride.

Menurut Sutrisno, Adi sangat kuat dalam pertarungan atas. Berdasar bela diri gulat yang dimiliki, dia akan mencoba memaksa lawan melakukan ground battle (pertarungan bawah). ”Pukulan dan tendangannya (Adi) amat cepat dan kuat. Jika bisa memaksa bertarung di bawah dan menghindari pertarungan atas jarak dekat, saya yakin peluang menang semakin besar. Harus benar-benar jeli dalam menerapkan strategi dan melihat peluang mengajak bertarung di bawah. Saya optimistis karena sebelumnya Adi kalah dari Iwan Hermawan. Sementara Iwan saya taklukkan,” tandas Sutrisno, kemarin.

Ketua Sasana Rambo 4294 Didik Hartanto menyatakan persiapan intensif sudah dilakukan ketiga atlet bela diri campuran tersebut. Melihat performa mereka, Didik percaya bisa memetik kemenangan. Kuncinya, lanjut dia, percaya diri dan bisa mempelajari secepat mungkin gaya bertarung lawan. ”Baik Sutrisno, Khaddafi maupun Nurdiono sudah mengetahui gaya lawan. Kami juga memberi rekaman video untuk mengetahui strategi yang dikembangkan. Yang terpenting tetap percaya diri,” tutur Didik yang pernah meraih medali emas cabang tinju pada PON XII 1989. (rr)