blank
Ketua PMI Kabupaten Magelang Drs Eko Triyono mengangkat plakat bantuan dana dari Obor Magelang untuk korban gempa di Palu.

BOROBUDUR – Organisasi Masyarakat Orang Borobudur Bersatu (Obor) Kabupaten Magelang, menyalurkan bantuan dana untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah. Jumlah dananya sebesar Rp 145.838.000. Donasi sebesar itu mereka kumpulkan selama 10 hari, sejak 4 hingga 14 Oktober 2018, di Candi Borobudur.

Obor dalam melakukan penggalangan dana itu melibatkan sejumlah organisasi seperti OPRB Borobudur, Grab Bike, Saka Rescue, GP Ansor, Banser dan komunitas difabel. Selain itu, mereka juga menerima donasi dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Puskesmas Borobudur.

Selanjutnya bantuan dana itu disalurkan ke korban gempa melalui PMI Cabang Kabupaten Magelang. Dengan harapan dana itu segera disampaikan kepada para korban.

Ketua Obor Nurwanto mengatakan, sejumlah anggota organisasi yang terlibat itu tidak sekadar mencarikan donasi. Tetapi mereka juga ada yang terjun langsung membantu para korban. ”Kebersamaan dan kebersatuan ini harus dilestarikan,” katanya.

Sebelum menyalurkan bantuan tersebut, Obor juga pernah menggalang dana untuk korban gempa Aceh pada 2015 lalu. Dalam kesempatan itu berhasil mengumpulkan Rp 161 juta. Mereka juga mengumpulkan donasi untuk korban gempa Lombok, NTB, sebesar Rp 90 juta. ”Selain untuk Aceh dan Lombok, kami juga sering menggalang dana dan terjun ke lokasi membantu evakuasi korban bencana di sejumlah tempat. Terakhir bencana banjir bandang di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang dan tanah bergerak serta longsor di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,” kata Nurwanto.

Camat Borobudur Nanda Cahya Pribadi mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan seperti itu. Selama ini anggota Obor, OPRB, Banser dan organisasi kepemudaan lain di Borobudur, juga sudah sering bersatu dan bersinergi, khususnya saat ada bencana. Dia juga menginginkan kepedulian seperti itu harus tetap dilestarikan.

Ketua PMI Kabupaten Magelang Drs Eko Triyono mengatakan, penanganan bencana tidak semudah orang membalikan telapak tangan. Tetapi butuh proses panjang dan melibatkan beberapa pihak. Apalagi datangnya bencana tidak tentu waktunya.

Maka, kerja sama saling tolong menolong dari sejumlah pihak sangat perlu dilakukan. Bahkan selalu harus dilestarikan. Sehingga kalau ada yang membutuhkan bisa membantu. Atas dana itu, kata dia, akan segera disalurkan melalui jajaran PMI, sesuai SOP yang berlaku di PMI. ”Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini dapat meringankan beban para korban,” katanya. (ach)