blank
Atlet cabor gulat kelas 130 kg grego, Galih Novezar, meraih medali emas, (Suarabaru.id/dok)

 

 

MAGELANG- Kota Magelang pada Porprov Jateng 2018 meraih 13 medali emas, 16 medali perak dan 16 perunggu. Perolehan medali emas itu naik 325% dibanding Porprov 2013 yang meraih 4 emas. Juga dibanding Porprov 2009 yang meraih 7 medali emas.

‘’Keberhasilan ini berkat pembinaan di masing-masing cabang olahraga (cabor) yang sangat baik dan konsisten. Meski ada pergantian pengurus Koni, pembinaan tetap berjalan dengan baik,’’ ungkap Ketua Harian Koni Kota Magelang, Subarkah, di kantornya Kamis (25/10).

Dia menerangkan, cabor yang meraih medali memang yang diunggulkan. Perinciannya cabor selam 1 emas, sepatu roda (6), tarung derajat (1), arung jeram (2), tinju (1), gulat (1) dan cabor yongmoodo 1 emas. ‘’Yang di luar perhitungan bisa meraih emas adalah cabor yongmoodo,’’ tuturnya.

Subarkah menjelaskan, yang bisa ikut Porprov Jateng adalah cabor yang sebelumnya lolos pra porprov. Jadi cabor tidak bisa langsung ikut, harus melalui pra porprov. Kota Magelang pada pra porprov meraih 18 emas, 17 perak dan 16 perunggu. ‘’Melihat  perolehan medali itu, target realistis saya pada Porprov Jateng minimal 10 emas, ternyata realisasinya meraih 13 emas,’’ terangnya.

Ditanya mengenai peringkat Kota Magelang  yang saat ini menduduki urutan 15 dari 35 kabupaten/kota se Jateng, Kabid Olahraga Disporapar Kota Magelang itu menuturkan, pada  Porprov 2013 menduduki urutan 25. Berarti target memperbaiki peringkat juga tercapai.

Menurutnya, Kota Magelang pada awalnya selama dua hari pernah menduduki peringkat pertama, namun kemudian terus turun. Penyebabnya dari 40 cabor yang dipertandingkan, Kota Magelang  hanya ikut 21 cabor dengan 86 atlet. Cabor yang diikuti adalah cabor yang kita lolos pra porprov.

Dia mencontohkan Kota Semarang hampir semua cabor yang dipertandingkan ikut karena lolos pra porprov, jumlah atletnya di atas 560 orang. Kota Surakarta sebagai tuan rumah mendapat keistimewaan mengikuti semua cabor dengan atlet 680 orang. Kota Salatiga 200 atlet dan Kabupaten Kudus 480 atlet.

‘’Jadi tidak bisa dibandingkan Kota Magelang dengan daerah yang mengirimkan atlet banyak dengan cabor yang banyak pula. Khusus di eks Karesidenan Kedu, Kota Magelang  meraih emas terbanyak,’’ tuturnya.

Tahun 2019, lanjut Subarkah, akan berlangsung Pordulangmas yang berlangsung di Pekalongan. Mulai sekarang perlu dilakukan persiapan agar bisa mempertahankan prestasi di urutan kedua. ‘’Untuk meraih peringkat pertama dengan menggeser Banyumas sepertinya tidak mudah,’’ tegasnya. (Suarabaru.id/dh)