blank
Dengan segala resiko, dan demi tekad untuk mempercepat pemadaman kebakaran hutan, para relawan siaga bencana dari TRC-BPBD Wonogiri, berupaya mendekati titik nyala api.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Terjadi lagi Kebakaran hutan di Kabupaten Wonogiri. Api membakar kawasan huitan di empat wilayah kecamatan. Meliputi areal hutan negara yang berada di tiga wilayah kecamatan, terdiri atas Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri dan Slogohimo, serta hutan rakyat di wilayah Kecamatan Baturetno. Areal luas terbakar mencapai puluhan Hektare (Ha), tidak ada korban jiwa, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas.

Di Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri, kebakaran hutan negara terjadi Jumat siang (5/10) pukul 11.30, bersamaan waktunya ketika umat Islam akan sembahyang Jumat. Lokasi kebakaran berada di Dusun Tempurharjo, Desa Gumiwang Lor, Kecamatan Wuryantoro, dan sebagian wilayah hutan masuk Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Tepatnya di tiga petak hutan negara yang dikelola oleh Perhuitani, yaitu di wilayah Kecamatan Wuryantoro dan wilayah Kecamatan Wonogiri, meliputi Petak E1 seluas 8,4 Hektare (Ha), Petak E3 seluas 2 Ha, Petak E4 seluas 2 Ha dan Petak G seluas 17,9 Ha. Untuk Petak G, sebagian areal hutannya masuk wilayah Kecamatan Wuryantoro dan wilayah Kecamatan Wonogiri Kota.

Warga Sukatno (37) dan Bayu Kurniawan (20), keduanya petani dari Dusun Miri dan Dusun Gondang, Desa Gumiwanglor, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, menyatakan, saat bekerja di ladang melihat ada kepulan asap di wilayah hutan negara. Karena ada tiupan angin dan kondisi serba mengering di musim kemarau puncak ini, menjadikan kebakaran hutan ini cepat meluas. Temuan ini, segera dilaporkan ke pamong desa dan diteruskan ke Polsek dan Kantor Kecamatan Wuryantoro, serta ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri.

Menikapi kebakaran hutan ini, Kapolsek Wuryantoro AKP Mochamad Susilo beserta jajarannya, bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Wonogiri, segera meluncur ke lokasi kebakaran untuk melakukan pemadaman bersama pamong desa dan warga masyarakat serta Mandor Hutan. Turut serta membantu pemadaman para personel dari Koramil. Pemadaman tidak dapat dilakukan secara cepat, karena terkendala di lokasi tidak tersedia air. Petugas melakukan pemadaman memakai alat manual berupa gepyokan dan pentungan, serta membuat ilaran (celah) untuk melokalisasi api agar tidak makin meluas.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, untuk mempercepat pemadaman juga didatangkan mobil unit pemadam kebakaran (Damkar) dari Pemkab Wonogiri. ”Utamanya untuk pemadaman di wilayah pinggir yang berdekatan dengan jalan dan dapat dijangkau,” tegas Bambang Haryanto. Bersamaan itu, personel siaga bencana dari TRC dan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), berupaya mendekati titik nyala api untuk melakukan pemadaman.
Upaya untuk mendekati titik nyala api, ini dilakukan dengan senantiasa memperhitungkan arah tiupan angin. Strategi ini, dilakukan agar relawan tidak terjebak api dan demi menjaga keselamatan diri personel. Jenis tanaman tegakan hutan yang terbakar adalah Pohon Pinus.

Sementara itu, kebakaran hutan negara di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, berlokasi di Petak 88 Dusun Ngrapah, Desa Setren, masuk dalam kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatisrono, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonogiri, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta. Luas terbakar sekitar 5 Ha dengan tanaman tegakan (inti) Pohon Pinus. Sedang kebakaran hutan rakyat, lokasinya berada di Dusun Jamprit, Desa Belik Urip, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Itu milik petani hutan Andreas Sukasno, seluas sekitar 3 Ha, dengan tanaman tegakan Pohon Jati dan Akasia.(suarabaru.id/bp)