blank
Jajaran pengurus dan anggota Persit KCK Kodim 0728 Wonogiri, serius dalam mengikuti pelatihan membatik tulis. Mereka dibimbing oleh seniman pembatik tulis tradisional dari produsen batik TSP Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Hari ini, Selasa (2/10), merupakan Hari Batik Nasional (HBN). Perayaan HBN di Tanah Air, dilakukan demi memperingati penetapan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Ini berkaitan dengan keputusan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Tanggal 2 Oktober 2009, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

Lembaga dunia UNESCO yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, telah memasukkan batik Indonesia dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia. Institusi internasional yang bermarkas di Paris Perancis ini, memberikan pengakuan secara internasional bahwa batik merupakan budaya Indonesia.

Terkait dengan peringatan HBN Tahun 2018, Gubernur Jateng melalui suratnya bernomor: 060/016540/2018, menginstruksikan kepada semua pegawai di lingkungan Pemprov Jateng, pada Tanggal 2 Oktober 2018 mengenakan pakaian dinas batik tulis atau cap (bukan printing). Ketentuan ini, terkecuali bagi perangkat daerah yang melakukan tugas lapangan sepeti Satpol-PP dan Dishub, serta pegawai yang menggunakan pakaian dinas khusus operasional (dokter, perawat, bidan dan lain-lain).

Dalam ikut memberikan perhatian terhadap seni batik, yang telah dikukuhkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO tersebut, Persit Kartika Candra Kirana (KCK) Cabang XLIX Kodim 0728 Wonogiri, menggelar bimbingan ketrampilan belajar membatik kepada jajaran pengurus beserta anggotanya. Ketua Persit KCK Cabang XLIX Kodim 0728 Wonogiri, Ny Fara M Heri Amrulloh, menyatakan, seni membatik adalah budaya asli Indonesia, dengan demikian kita sebagai orang Indonesia harus berupaya nguri-uri (melestarikan). Untuk menggelar pembimbingan membatik, didatangkan pelatih dari Kecamatan Tirtomoyo yang merupakan sentra kerajinan batik tulis di Kabupaten Wonogiri.

Dua pembatik Puji Hartanti dan Sarwini, yang merupakan sosok seniman batik Wonogiren dari home Industry TSP Batik Wonogiren Tirtomoyo, tampil memberikan pembimbingan membatik di Kodim 0728 Wonogiri. ”Ibu-ibu yang kami hormati, membatik termasuk ketrampilan yang tidak memerlukan teori rumit, sebab dalam kita belajar dapat langsung mempraktikannya. Meskipun keterampilan menggunakan canting untuk menggoreskan lukisan batik di atas kain mori, harus dilakukan dengan cara rajin untuk berlatih, dan juga tergantung pada bakat seni seseorang.

Kerajinan batik tulis merupakan handmade exlusif atau karya tangan yang menarik, khas, unik, spesifik dan memiliki nilai seni tersendiri. Sama-sama membatik, setiap orang akan berbeda hasilnya dan tergantung pada goresan yang ditimbulkan. ”Batik tulis akan terlihat detailnya berbeda-beda, karena masing-masing tergantung pada motifnya,” jelas pembatik tulis Puji Hartanti. Kepada para peserta pelatihan membatik, Ketua Persit KCK Wonogiri Ny Fara berkata: ”Marilah kita serius belajar dan berlatih membatik, untuk menambah ketrampilan.”(suarabaru.id/bp)