blank
Fakhri Husaini/dok

KUALA LUMPUR – Timnas Indonesia U-16 harus mengubur mimpi bermain di Piala Dunia U-17 pada tahun depan. Sebab, skuad Garuda Muda tak mampu menaklukkan Australia pada perempat final Piala Asia U-16 di Stadion Nasional Bukit Jalil Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (10/10). Skuad asuhan Fakhri Husaini kalah dengan skor tipis 2-3. Jika saja menang atas pasukan Negeri Kanguru, Indonesia menjejakkan kaki ke semifinal. Dan, semifinalis itulah yang akan mewakili Asia di ajang Piala Dunia U-17 di Peru.

Meski unggul 1-0 pada babak pertama lewat gol Sutan Zico, kenyataannya Garuda Muda tak berkutik di parih kedua. Gawang Indonesia yang dikawal Ernando Ari Sutaryadi harus rela dibobol tiga kali berturut-turut oleh Australia lewat Daniel Walsh pada menit ke-51, Adam Leombruno (65) dan Noah Botic (74). Pasukan Garuda Muda hanya bisa memperkecil skor lewat pemain pengganti, Rendy Juliansyah di menit akhir jelang waktu normal habis.

“Ini hasil yang kami harus dapatkan. Kesalahan kecil harus dibayar mahal. Kami kalah dari bola-bola mati, karena postur tubuh mereka (tinggi),” ujar Fakhri Husaini. Meski demikian, mantan kapten timnas Indonesia ini mengaku bangga dengan perjuangan yang diperlihatkan David Maulana dan kawan-kawan. Mereka tak kenal lelah mengejar bola selama 90 menit laga. “Mereka harus bangkit kembali dan melupakan hasil ini, karena mereka punya masa depan cemerlang. Timnas usia muda bukan masalah banyaknya piala dan gelar yang diraih. Ini pembinaan. Semoga mereka bisa lebih berkembang dan memberikan kontribusi untuk timnas-timnas di atasnya,” ungkap Fakhri.

Dia juga mengakui kehebatan skuad Australia. Unggul di postur membuat pemain Australia sering memainkan bola-bola atas. Hasilnya, pasukan Negeri Kanguru sukses mencetak gol lewat bola mati selepas sundulan Daniel Walsh tak mampu dihalau Ernando pada menit ke-51. “Australia tim yang bagus. Mereka memiliki dasar sepak bola yang baik dan kami kesulitan mengantisipasi bola-bola atas. Gol pertama mereka langsung meruntuhkan semangat pemain saya,” jelasnya.

Pihaknya berharap pembinaan usia dini di Indonesia terus digenjot supaya melahirkan bibit-bibit muda berkualitas seperti saat ini. “Kompetisi usia muda harus segera dan terus-menerus digenjot dan berjalan bersama-sama. Komunikasi pemerintah, swasta dan federasi amat diperlukan untuk menghasilkan pemain-pemain muda berkualitas,” tandasnya. (rr)