blank
Penyerang PSIS Bayu Nugroho (kiri/dok)

SEMARANG – Keputusan PSSI melakukan penghentian kompetisi Liga 1 dan Liga 2 karena kericuhan suporter yang mengakibatkan jatuhnya korban meninggal, sangat disayangkan PSIS Semarang. Sebab, penghentian kompetisi itu berlaku hingga waktu yang belum ditentukan. CEO PSIS Alamsyah ”Yoyok Sukawi” Satyanegara Sukawijaya menyatakan penghentian kompetisi ini dapat menimbulkan efek negatif berupa kerugian bagi klubnya. Terutama soal penampilan pemain dan masalah operasional klub.

”Penghentian Liga berakibat pada pengunduran jadwal kompetisi yang sudah disusun sejak awal. Ini sangat memberatkan klub khususnya dalam hal finansial. Sebab, sebulan biaya yang kami dikeluarkan dan klub lain rata-rata Rp 1 miliar. Penghentian kompetisi ini memiliki andil besar bagi kerugian klub ke depan,” ujar Yoyok Sukawi. Selain itu, PSIS sedang on fire setelah meraih kemenangan atas Perseru Serui dan lolos dari zona merah dalam klasemen sementara.

Momen melawan Persela Lamongan pada akhir pekan ini sudah ditunggu para pemain dan suporter. ”Tim kami saat ini sedang dalam kondisi yang baik di liga dengan berhasil menang pada laga terakhir. Momentum kebangkitan ini mewajibkan kami untuk menjaga konsistensi. Satu di antaranya dengan melakukan uji coba. Hal ini ada positifnya karena pemain bisa menjaga kondisi. Namun, juga memiliki potensi membuat pemain cedera di luar pertandingan resmi,” jelas Yoyok.

Dia berharap kejadian meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, menjadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia. Kejadian seperti ini bukan yang pertama dan terus berulang dalam beberapa tahun terakhir. ”Jangan lagi ada korban jiwa. Harus dihukum berat klub dan suporternya untuk efek jera,” tandasnya. (rr)