blank
Event wisata budaya jamasan pusaka Pangeran Sambernyawa, akan digelar di Obyek Wisata Waduk Gajahmungkur, Wonogiri. Diawali dengan prosesi kirab yang menyertakan barisan putri domas dan prajurit Irotono.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Minggu (23/9) di obyek wisata Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, akan digelar event wisata budaya ritual jamasan pusaka Pangeran Sambernyawa (Mangkunegara I). Bersamaan itu akan digelar pula ruwatan massal menyajikan wayang lakon Murwakala yang akan dimainkan Dalang Ki KRAT Suparmo Hadinagoro. Agenda wisata budaya Bulan Sura Tahun Be 1952 ini, akan diawali dengan pengambilan pusaka dari Monumen Tugu penyimpanan di Nglaroh Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Sabtu petang (22/9), untuk disimpan di rumah dinas Camat Selogiri. Sebelum esok harinya, Minggu (23/9), dibawa ke Obyek Wisata Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, untuk dijamasi.

Mulyanto SKar, Ketua Kerabat Mangkunegaran Trah (wilayah) Nglaroh, Selogiri, Wonogiri, menyatakan, ada lima buah pusaka andalan Pangeran Sambernyawa (Mangkunegara I) yang akan dijamasi. Tiga pusaka disimpan di Monumen Tugu Nglaroh, Selogiri, Wonogiri, terdiri atas dua tombak (Kiai Totog dan Kiai Jagur), serta sebuah keris panjang Kiai Karawelang. Kemudian dua pusaka yang disimpan di rumah tiban, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, terdiri atas keris Kiai Semar Tinandu dan tombak Kiai Limpung.

Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, Siswanto, dan Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, menyatakan, penjamasan pusaka Mangkunegara ini, telah diagendakan menjadi event wisata budaya yang dilakukan pada setiap Bulan Sura. Kasi Kesejarahan Dikbud Wonogiri, Sutopo, menyebutkan, penjamasannya dilakukan oleh tim pusaka dari Kadipaten Mandrapura Istana Mangkunegaran Surakarta. Bersamaan dengan jamasan kelima pusaka tersebut, akan diikuti pula pusaka Kabupaten Wonogiri, berupa Gong Besar Kiai Mendung Eka Daya Wilaga. Juga diikutsertakan dalam jamasan, pusaka keris Kiai Bekel dan Tombak Kiai Bancak yang tersimpan di rumah pusaka Kaliwerak Sendang Lanang, Kelurahan Giritirto, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.

Guritno dan Ludiro Pancoko, dua staf Dikbud Wonogiri, menambahkan, sebelum dilakukan penjamasan, terlebih dahulu akan dilaksanakan prosesi kirab, yang menyertakan barisan putri domas, para prajurit Irontono bersenjata tombak, dan mengusung joli (tempat alat jamasan), bersama para kerabat Mangkunegaran yang tergabung dalam Himpunan Kerabat Mangku Negara (HKMN) baik dari trah Ngalroh, Bubakan, maupun Kaliwerak.

Dari Sanggar Tari Dharma Giri Budaya, pimpinan Koreografer Ludiro Pancoko, akan menyertakan 50 penari Barong Emprak yang pernah memenangi juara III dalam parade budaya tingkat Provinsi Jateng di Pemalang Bulan Agustus 2018 lalu. Bersama itu, juga disertakan tari Gambyong Pareanom dan kesenian Kucingan Reog, serta demo pembuatan keris oleh Empu Pusaka Mas Ngabehi Agustinus Daliman Puspo Budoyo dari Sanggar Gladi Tosan Aji. Yang akan membawa besalen (tungku) kelengkapan alat pembuatan keris dan tombak. Empu pusaka dari Padepokan Lemah Putih, Plesungan, Mojosongo, Surakarta ini, sekaligus akan menggelar bursa tosan aji dan memberikan konsultasi tentang pusaka keris.(suarabaru.id/bp)