blank
Para Dandim bersama para pejabat militer se Korem 074 Warastratama Surakarta, bersama para prajurit TNI dan Polri, FKPPI, pelajar serta para pengurus dan anggota Persit, mengikuti tari massal Gemu Famire untuk pemecahan rekor MURI.(suarabaru.id/bp)

SURAKARTA – Sebanyak 3.700 orang lebih Selasa pagi (4/9) sejak pukul 06.00, bersiap di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar, Surakarta. Mereka merupakan gabungan para prajurit TNI, Polri, FKPPI dan pelajar,  termasuk di dalamnya para prajurit dari Kodim 0728 Wonogiri pimpinan Dandim Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, bersama Ketua dan Anggota Persit Kartika Candra Kirana (KCK) Cabang XLIX Kodim 0728 Wonogiri.
Di Lapangan Dirgantara tersebut, mereka mengikuti pemecahan rekor MURI tentang tari massal Gemu Famire tingkat nasional, dalam rangka menyambut peringatan HUT Ke 73 TNI Tahun 2018, yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Acara ini, didahului dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan  Indonesia  Raya, untuk membangkitkan dan meningkatkan semangat serta jiwa nasionalisme cinta terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Seusai menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya karya Komponis WR Supratman tersebut, kemudian dirangkai dengan sambutan Pangdam IV-Diponegoro yang dibacakan oleh Danlanud Adi Soemarmo, Kolonel (Pnb) Indan Gilang B. Dalam sambutannya disebutkan, Tari Gemu Famire atau dikenal juga dengan nama Maumere, adalah sebuah lagu daerah dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diciptakan oleh Frans Cornelis Dian Bunda alias Nyong Francopada pada Tahun 2011. Lagu ini, menjadi sangat populer semenjak diunggah ke YouTube pada Tanggal 23 Juni 2015, setelah sebelumnya lebih dulu menjadi hal yang fenomenal sejak tahun 2012 di Indonesia, dan juga mulai merambah ke luar negeri.
Berkaitan dengan dengan upaya pemecahan rekor MURI lewat tari massal Gemu Famire, itu berutujuan sebagai wujud nyata bangsa Indonesia, untuk melestarikan budaya daerah, demi meningkatkan kecintaan terhadap budaya asli Nusantara. ”Siapa yang akan menghargai budaya kita, kalau bukan kita orang asli Indonesia,” tegas Danlanud Adi Soemarmo saat membacakan sambutan tertulis Pangdam IV Diponegoro.
Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, melalui Perwira Sandi Penerangan Kodim (Pasandipendim) Wonogiri Letda (Inf) Nurhadi, menyatakan, keluarga besar Kodim 0728 Wonogiri beserta para anggota FKPPI dan pelajar, telah berlatih dengan serius dan bersemangat luar biasa, demi tujuan agar dalam pelaksanaan pemecahan rekor MURI untuk Tari Gemu Famire tersebut, dapat menunjukan kekompakan yang padu dalam gerakan demi gerakan.
Kepada para peserta diserukan: ”Ayo cintai dan lestarikan budaya bangsa mulai dari sekarang, dan mulai dari diri kita. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak mulai sekarang kapan lagi.” Diperoleh informasi, kegiatan massal Tari Gemu Famire untuk pemecahan rekor MURI, utamanya yang berada di Lanud Adi Soemarmo Surakarta, jumlah personelnya melampaui target. Semula hanya ditarget sebanyak 3.500 orang, tapi yang datang menjadi peserta sebanyak 3.700 orang lebih. ”Ini tentunya menjadi sesuatu yang membanggakan,” tandasnya.
Pemecahan rekor Muri tentang tari massal Gemu Famire ini, diikuti Komandan Lanud Adi Soemarmo Kolonel (Pnb) Indan Gilang B, para Perwira dan jajaran Lanud Adi Soemarmo, Kabalak Aju Kodam IV Diponegoro, para Kasi Korem 074 Wasrastratama Surakarta, para Dandim se jajaran Korem 074, para pejabat di lingkungan Korem 074, para Perwira dari Polresta Surakarta, Muspida Kordinator Surakarta, para pimpinan dan anggota Persit, para anggota FKPPI dan pelajar beserta pihak terkait lainnnya.(suarabaru.id/bp)